Kota Batu, iKoneksi.com – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Batu, Jawa Timur, telah usai. Kini, perhatian publik beralih pada pasangan terpilih, Nurahman dan Heli Suyanto, yang dihadapkan pada tantangan merealisasikan janji-janji politik mereka selama masa kampanye.
Dalam sebuah dialog terbatas yang diadakan Forum Omong-Omong Klobot untuk Batu Sukses (FOKUS) di Gedung Juang 45 Kota Batu pada Ahad (22/12/2024), berbagai pandangan mengemuka. Diskusi tersebut menyoroti langkah awal pasangan terpilih dalam menjawab ekspektasi masyarakat.
Ketua Program Studi Magister Sosiologi DPPS Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rachmad K. Dwi Susilo, Ph.D, mengusulkan perlunya survei periodik untuk mengevaluasi kebijakan pemerintahan Kota Batu.
“Paslon sudah sangat pakar dalam berwacana, tetapi pelaksanaan program membutuhkan monitoring berbasis data lapangan dan indikator mutakhir dari warga kota,” ujarnya.
Diskusi ini juga membahas analisis kemenangan Paslon 1, serta strategi mengakomodasi visi-misi daerah dengan perencanaan dari provinsi dan pusat. Didik Sumintarjo, seorang aktivis Pokja Kota Batu, menekankan pentingnya integrasi anggaran yang hanya menyisakan sekitar 30 persen untuk program daerah.
Hendi, anggota Pokja lainnya, menyoroti tiga hal utama untuk evaluasi walikota terpilih: capaian yang terukur, implementasi kebijakan, dan kemampuan menjadi representasi Wong Batu.
“Mampukah walikota terpilih mewakili nilai-nilai dan kepentingan masyarakat Kota Batu?” tantangnya.
Di sisi lain, Iwan, seorang pengamat lama Kota Batu, menekankan perlunya riset periodik yang mengukur persepsi warga. Ia berpendapat, riset semacam ini dapat menjadi pijakan untuk memperbaiki kebijakan pemerintahan secara berkelanjutan.
“Harapan besar kini berada di pundak pasangan terpilih. Masyarakat menanti bukti nyata bahwa janji-janji mereka bukan sekadar retorika, melainkan visi yang diwujudkan untuk kemajuan Kota Batu,” tutup Iwan. (04/iKoneksi.com)
Komentar