Kota Mojokerto, iKoneksi.com – Banjir yang melanda empat kelurahan di wilayah Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, sejak Sabtu (7/12) akhirnya menunjukkan tanda-tanda surut. Pada Minggu (15/12), genangan air di sejumlah lokasi terdampak dilaporkan berkurang secara signifikan. Meski demikian, Pemerintah Kota Mojokerto tetap siaga, menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi langkah penanggulangan bencana dan mengantisipasi potensi banjir susulan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mojokerto, Modjari, mengatakan ketinggian air di empat kelurahan terdampak Kelurahan Prajurit Kulon, Mentikan, Pulorejo, dan Blooto sudah jauh menurun. Ia menyebut hampir 80 persen genangan air telah reda dan sebagian besar warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
“Hampir 80 persen semuanya sudah reda. Genangan sudah tidak sampai masuk ke rumah-rumah,” jelas Modjari pada Minggu (15/12/2024.
Namun, ia mengakui masih ada genangan air di beberapa titik yang secara geografis berada di area cekungan.
“Kondisi di lapangan masih ada genangan, tetapi tidak seperti sebelumnya. Itu karena topografi di sana lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya,” ujarmya.
Rapat Evaluasi dan Langkah Selanjutnya
Untuk menentukan langkah strategis ke depan, Pemerintah Kota Mojokerto menggelar rapat koordinasi dan evaluasi di Posko Bencana di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) pada Minggu malam. Rapat ini dipimpin oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro.
Menurut Modjari, rapat tersebut bertujuan untuk mengevaluasi seluruh aspek penanganan banjir, mulai dari sarana dan prasarana, dapur umum, hingga posko kesehatan.
“Kita evaluasi mulai dari sarpras, dapur umum, sampai posko kesehatan dan lain sebagainya. Langkah-langkah tindak lanjut akan dirumuskan dalam rapat ini,” sebutnya.
Sejauh ini, Pemkot Mojokerto telah mendirikan dapur umum induk di PLUT untuk memenuhi kebutuhan ribuan warga terdampak. Selain itu, dapur umum mandiri juga didirikan di empat lokasi banjir untuk mendukung distribusi bantuan secara cepat. Namun, keberadaan dapur-dapur umum tersebut akan dievaluasi seiring dengan banyaknya warga yang sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Kondisi cuaca juga menjadi faktor penting dalam evaluasi. Kita tidak tahu bagaimana situasi cuaca ke depan, sehingga sarana dan prasarana tidak serta-merta ditarik. Semua langkah akan kita pertimbangkan dengan matang,” terang Modjari.
Banjir dan Status Tanggap Darurat
Banjir yang melanda Kecamatan Prajurit Kulon ini bermula dari hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama beberapa hari, menyebabkan luapan sungai yang merendam ribuan rumah. Pemkot Mojokerto sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat untuk mengatasi dampak bencana ini.
“Meski genangan mulai surut, warga tetap diminta waspada terhadap kemungkinan banjir susulan, terutama mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. Sebagai langkah mitigasi, Pemkot Mojokerto berencana meningkatkan kesiapan infrastruktur penanggulangan bencana serta memastikan bantuan logistik tetap tersedia jika kondisi memburuk,” terang Modjari.
Banjir kali ini menjadi pengingat serius bagi Pemkot Mojokerto untuk meningkatkan perhatian terhadap infrastruktur pengendalian banjir di wilayah yang rawan, seperti Kecamatan Prajurit Kulon.
“Selain itu, rencana jangka panjang seperti normalisasi sungai dan perbaikan drainase diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang,” ungkapnya.
Harapan Warga dan Upaya Pemulihan
Bagi warga yang terdampak, surutnya banjir membawa harapan besar untuk kembali melanjutkan kehidupan normal. Namun, dampak yang ditinggalkan bencana ini, seperti kerusakan rumah dan potensi gangguan kesehatan, tetap menjadi tantangan.
“Kami berharap pemerintah terus memantau dan memberikan bantuan, terutama jika banjir seperti ini terjadi lagi,” ujar salah satu warga sekitar, Adi.
Modjari mengungkapkan Pemkot Mojokerto kini berada dalam posisi krusial untuk memastikan evaluasi dan langkah-langkah yang dirumuskan benar-benar efektif, tidak hanya untuk penanganan banjir saat ini tetapi juga sebagai upaya pencegahan di masa depan.
“Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, Kota Mojokerto diharapkan mampu menghadapi tantangan bencana ini dengan lebih baik,” tandas Modjari. (04/iKoneksi.com)
Komentar