Kota Malang, iKoneksi.com — Perlambatan ekonomi global mulai menunjukkan dampaknya secara nyata di berbagai sektor, termasuk di Malang Raya. Gempuran perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang terus memanas berdampak langsung terhadap stabilitas ekonomi nasional. Akibatnya, daya beli masyarakat mulai melemah, terutama dalam konsumsi barang-barang tahan lama (durable goods).
Bank Indonesia (BI) Malang mencatat penurunan signifikan dalam indeks pembelian barang tahan lama pada Mei 2025. Jika pada April indeks berada di angka 141,0 poin, maka pada Mei turun 6,5 poin menjadi 134,5.
“Angka ini memang menurun, tetapi masih berada di atas 100 poin. Itu artinya, masyarakat masih menunjukkan optimisme dalam konsumsi, walaupun dengan kecenderungan untuk lebih berhati-hati,” kata Febrina, Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, dalam laporan bulanan yang dirilis pekan ini.
Inflasi Tinggi dan Ketidakpastian Ekonomi
Penurunan ini tidak datang secara tiba-tiba. Febrina menjelaskan inflasi tinggi dan ketidakpastian ekonomi global menjadi dua faktor utama yang mendorong masyarakat untuk mengerem pengeluaran, terutama untuk pembelian barang-barang dengan harga tinggi seperti elektronik, otomotif, dan furnitur.
“Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, masyarakat cenderung mengalokasikan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari terlebih dahulu,” tuturnya.
Kondisi ini dikatakan Febrina tentu menjadi pukulan bagi sektor industri barang tahan lama. Produsen dan pelaku usaha mulai merasakan penurunan permintaan sejak awal tahun, yang kini mengarah pada kekhawatiran akan stagnasi jika tren ini terus berlanjut hingga akhir tahun.
Penjualan Sepeda Motor Juga Tertekan
Indikasi pelemahan daya beli juga terasa di sektor otomotif roda dua. Dealer Utama Kawasaki Malang melaporkan penurunan tajam dalam angka penjualan. Menurut Kepala Diler, Brahma Jiwandono, penjualan turun hingga 30 persen secara tahunan.
“Biasanya kami bisa menjual delapan unit per bulan, sekarang hanya mampu tiga sampai empat unit saja,” ungkapnya.
“Kondisi ini diperparah oleh kenaikan harga unit kendaraan dan suku bunga pembiayaan, yang membuat konsumen berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan untuk membeli kendaraan baru,” sambungnya.
Harapan di Tengah Ketidakpastian
Meski angka pembelian barang tahan lama menurun, harapannya belum pupus. BI Malang mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) masyarakat terhadap enam bulan ke depan justru mengalami peningkatan. IEK Mei tercatat 156,2 poin, naik dari 152,3 poin pada April.
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih percaya kondisi ekonomi akan membaik, meskipun saat ini tengah memasuki periode pengetatan konsumsi. Ekspektasi positif ini bisa menjadi momentum pemulihan jika ditindaklanjuti dengan stabilitas harga dan dukungan terhadap sektor riil,” tutup Febrina. (04/iKoneksi.com)