Debat Kedua Pilwali Malang, Paslon No Urut 1 Hery cahyono Kritik Pedas Penggunaan Istilah Manusia Normal Paslon No Urut 2

Berita, Nasional, Pemilu63 Dilihat

Kota Malang, iKoneksi.com – Debat kedua Pemilihan Wali Kota Malang 2024 berlangsung panas ketika Hery Cahyono calon Wali Kota Malang nomor urut 1, melayangkan kritik tajam kepada pasangan nomor urut 2 terkait penggunaan istilah manusia normal saat membahas program-program inklusif di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Sabtu (9/11/2024).

Cawali nomor urut 1, Hery Cahyono menilai istilah tersebut tidak tepat dan berpotensi menyinggung kelompok masyarakat tertentu, terutama para penyandang disabilitas.

Dalam debat yang digelar di Hotel Grand Mercure Malang Mirama topik mengenai pembangunan fasilitas umum inklusif menjadi sorotan utama. Paslon nomor urut 2, Wahyu, menyatakan pentingnya standarisasi sarana bagi “manusia normal” dan disabilitas. Namun, istilah tersebut langsung disambut dengan kritik oleh Hery Cahyono, yang menyatakan ungkapan tersebut tidak sesuai dengan semangat inklusi dan dapat memunculkan persepsi diskriminatif.

“Kita harus berhati-hati dengan istilah yang kita gunakan. Menggunakan kata ‘manusia normal’ bisa membuat beberapa kelompok merasa terasing. Dalam kota yang berkeadilan, tidak ada istilah ‘normal’ atau ‘tidak normal.’ Semua warga adalah bagian dari masyarakat kita,” tegas sosok yang akrab disapa Sam HC di hadapan audiens debat.

Dia membagikan pengamatannya mengenai kondisi aktual kaum disabilitas di Kota Malang.

“Saat mengunjungi komunitas disabilitas di Sukun, saya melihat mereka bahkan harus menyewa tempat untuk belajar dan beraktivitas. Banyak dari mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Seharusnya Pemkot hadir menyediakan fasilitas,” lugas Sam HC.

Ia juga menyoroti hasil kunjungannya ke Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Malang, yang mengeluhkan minimnya tenaga pendamping medis untuk penyandang disabilitas.

“Silakan kunjungi YPAC, mereka merasakan langsung kekurangan dokter pendamping,” seru Sam.HC.

“Kami berkomitmen untuk menghapus diskriminasi dan memberikan perhatian penuh pada inklusivitas jika terpilih menjadi Wali Kota Malang,” jelas Sam HC

Ketegangan dalam debat ini mengundang perhatian berbagai pihak. Ketua UKM Gempita UM, Yayam, yang turut menyaksikan debat tersebut, memberikan apresiasi kepada Sam HC atas kritiknya. Menurut Yayam, bahasa yang inklusif penting dalam membangun kota yang ramah bagi semua orang, terutama bagi komunitas disabilitas.

“Bahasa yang kita gunakan mencerminkan sikap kita. Kami berharap seluruh calon wali kota menggunakan bahasa yang lebih sensitif dan inklusif, sehingga pesan yang disampaikan tidak melukai perasaan pihak mana pun,” tukas Yayan. (04/iKoneksi.com)

Komentar