MEDAN, iKoneksi.com – Seratusan massa DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Medan berunjukrasa di depan Kantor Walikota Medan, Jalan Maulana Lubis, Kamis (22/08/2024). Mereka meminta klarifikasi dari Walikota Medan, Bobby Afif Nasution, terkait isu Blok Medan. Selain itu kinerja Bobby dinilai gagal selama menjabat Walikota.
“Sejak resmi dilantik pada Februari 2021 sebagai Walikota Medan hingga menjelang berakhirnya masa jabatannya, Bobby Nasution tak mampu menuntaskan masalah di Kota Medan,” ucap orator yang dikomandoi Surya Dermawan Nasution, dari atas mobil komando.
Masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, sambung orator, pada tahun 2023 lalu telah dihebohkan dengan gagalnya proyek lampu pocong yang menelan anggaran Rp 21 miliar. Meski ada pengembalian uang ke kas negara, orator menyebut kalau proyek itu telah merugikan masyarakat Kota Medan.
“Gagalnya proyek lampu pocong, tidak bisa dianggap hanya kesalahan pihak rekanan. Pemko Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution yang seharusnya paling bertanggung-jawab karena ada unsur lemahnya pengawasan. Dan kami juga menduga adanya persaingan usaha yang tidak sehat dalam penentuan pemenang proyek tersebut karena hanya satu perusahaan yang memasukan dokumen penawaran,” beber orator aksi itu.
Bobby juga dituding tidak mampu menyelesaikan masalah pengelolaan sampah dan banjir di Medan. Tumpukan sampah masih menjadi pandangan yang jamak dan ketika curah hujan tinggi, jalan raya dan pemukiman warga terkena banjir walau drainase kerap dibenahi.
Kebijakan parkir berlangganan yang diterapkan Pemko Medan pada bulan Juli 2024 lalu juga telah membuat keresahan dan kegaduhan di masyarakat. Kebijakan ini dinilai sangat prematur sebab tidak memikirkan dampak negatifnya. Bahkan Pemko Medan terkesan ingin meraup uang secara cepat dari masyarakat.
“Belum selesai masalah tersebut, masyarakat kembali dikejutkan dengan munculnya isu Blok Medan yang terungkap dalam persidangan kasus gratifikasi mantan Gubernur Maluku Utara. Nama Bobby Nasution dan istrinya Kahiyang Ayu disebut memiliki izin pertambangan nikel di Halmahera Timur yang dikenal dengan istilah Blok Medan,” urai Alex Mendrofa, salah-satu orator dalam unjukrasa itu.
Jika benar, sambungnya, hal ini sangat rentan adanya konflik kepentingan mengingat Bobby merupakan pejabat publik yang juga menantu Presiden Joko Widodo. “Kami meminta Bobby Nasution untuk hadir di tengah-tengah kami untuk memberikan klarifikasinya. Kami juga meminta KPK untuk segera memeriksa Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu terkait isu Blok Medan ini,” ujarnya.
Orator lainnya juga membeberkan rusaknya Lapangan Merdeka Medan saat ini oleh proyek prestisius Bobby yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 500 miliar. Haritage Kota Medan itu tak kunjung selesai meski sudah dikerjakan selama tiga tahun.
Karena tak kunjung Bobby atau perwakilan Pemko Medan menyambangi massa, para pengunjukrasa membakar ban bekas di lokasi aksi. Massa juga menggoyang-goyang gerbang Kantor Walikota Medan yang ditutup dan dijaga puluhan aparat kepolisian serta Satpol PP Pemko Medan.
Massa sempat ditawari untuk mengutus perwakilannya masuk ke dalam ruang rapat Pemko Medan, namun ditolak. Massa sepakat supaya Bobby yang hadir di tengah massa aksi menyampaikan penjelasannya.
Massa DPC GMNI Kota Medan dalam aksinya ini juga membawa dua ekor bebek. Menurut pimpinan aksi, kedua ekor bebek itu menggambarkan kinerja Bobby yang lambat dan kebanyakan cakap daripada bekerja. Bobby juga disebut suka membebek tanpa punya kepedulian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kota Medan saat ini.
“Membangun Medan saja tidak becus, mau maju pula jadi Calon Gubernur Sumut. Lawan politik dinasti !,” teriak massa.
Tampak juga massa membawa beberapa spanduk berukuran 90 x 400 CM bertuliskan “Blacklist Pemimpin Cacat Prestasi” dan “Selamatkan Demokrasi Lawan Dinasti”
Sampai berita ini dibuat, aksi masih berlanjut. Terlihat petugas Dinas Perhubungan dan Satlantas Polrestabes Medan, sibuk mengatur arus lalu-lintas yang macet di depan Kantor Walikota dan Gedung DPRD Kota Medan. (02/iKoneksi.com)
Komentar