MEDAN, iKoneksi.com – Gedung DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dihujani gelombang pengunjukrasa massa mahasiswa dari berbagai kampus dan organ kemahasiswaan. Massa datang secara bergelombang di gedung dewan yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Medan, seusai sholat Jumat (23/08/2024).
Ratusan massa mahasiswa, menyampaikan tuntutan yang sama, menolak disahkannya RUU Pilkada yang telah dibatalkan pembahasannya oleh Badan Legislasi DPR Republik Indonesia pada Kamis (22/08/2024) malam. Massa datang dari beberapa kampus dan organ, diantaranya Universitas Nommensen Medan, Universitas Sumatera Utara (USU), PMKRI, GMNI, GMKI, BEM USU, dan BEM Nusantara.
Mereka datang dengan membawa berbagai poster dan spanduk bertuliskan, “Revisi Untuk Siapa ? Untuk Bangsa/Bungsu ?”, DPR adalah Dewan Penghianat Rakyat”, “Yang 16 Tahun Kalah Dengan Yang 7 Jam”, “Konstitusi Ditebang, Rakyat Meradang”, “Tolak Dinas Pokitik”, dan lain-lain.
Secara bergantian, pimpinan massa aksi berorasi dari atas mobil komando sambil sesekali memekikkan yel-yel perjuangan, “Hidup Rakyat !, Hidup Mahasiswa !”. Dipimpin komando aksi, massa juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
“Negara ini bukan milik satu keluarga. Kita harus melawan politik dinasti,” teriak orator dan disambut massa, “Setuju !.”
Massa menuding DPR bukan lagi lembaga yang mewakili kepentingan rakyat, tapi sudah menjadi perwakilan partai dan oligarki. Partai lebih berpihak kepada keinginan penguasa dan hanya memanfaatkan rakyat untuk kepentingan politik pragmatisnya.
“Mereka sudah mengangkangi konstitusi dan berusaha membatalkan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pilkada. Ambisi politik mereka harus kita lawan. Hukum harus kita tegakkan !,” teriak orator lainnya.
Ketua DPRD Sumut, Sutarto, didampingi anggota dari Fraksi PDI Perjuangan, Syahrul, dan Kasubag Humas DPRD Sumut, Muhammad Sofyan, mendatangi massa. “Terimakasih atas perjuangan adik-adik mahasiswa dalam menyuarakan kebenaran. Tuntutan ini telah menjadi keprihatinan kita bersama. Sebagai calon pemimpin bangsa ke depannya, sikap yang adik-adik ambil, akan menjadi sejarah perjalanan bangsa kita ke depannya. Kami sepakat dengan sikap perjuangan adik-adik sekalian,” ucap Sutarto.
Seusai berdialog dengan mahasiswa Nommensen, situasi memanas karena mahasiswa dari USU melakukan orasi tanpa mengindahkan kehadiran Sutarto. Terjadi aksi pelemparan botol minuman air mineral. Karena suasana tidak kondusif, Sutarto diamankan oleh petugas kepolisian yang menjaga aksi unjukrasa dan dibawa masuk ke dalam Gedung DPRD Sumut.
Selang beberapa saat, ratusan massa dari BEM Nusantara juga menambah jumlah massa pengunjukrasa. Dengan mengusung isu yang sama, mereka juga menyampaikan orasinya. Kumpulan massa mahasiswa itu membakar ban yang mereka bawa. Aksi semakin memanas. Pagar gerbang gedung dewan itu juga beberapa kali digoyang-goyang massa.
Petugas gabungan kepolisian dan Satpol PP Sumut memperketat penjagaannya. Dari beberapa informasi para mahasiswa disebutkan kalau massa dari berbagai kampus juga akan mendatangi gedung dewan itu untuk menyampaikan tuntutan yang sama, batalkan pembahasan Revisi UU Pilkada.
Sampai berita ini dibuat, massa masih melakukan aksi dengan orasi politik dari berbagai organ dan kampus. Terlihat kepolisian mempersiapkan empat mobil taktis dan water canon untuk berjaga-jaga dari tindakan anarkis massa. (02/iKoneksi.com)
Komentar