Dua Komisariat GMNI Tebing Tinggi Dibentuk, Sekjend GMNI Medan: Langkah Nyata Bumikan Marhaenisme

Kota Tebing Tinggi, iKoneksi.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) terus menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan nilai-nilai Marhaenisme, khususnya di Kota Tebing Tinggi. Dalam upaya memperluas jangkauan perjuangan, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Medan secara resmi membentuk dua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) baru di wilayah tersebut. Pembentukan ini menjadi tonggak baru dalam menyebarkan nilai-nilai perjuangan rakyat kecil di tengah dinamika masyarakat modern.

Sekjend DPC GMNI Medan, Ramot Josua Simarmata, dalam sambutannya menyatakan pembentukan DPK ini adalah bagian dari strategi besar untuk memperkuat basis ideologi dan kaderisasi di tingkat akar rumput.

“Pembentukan dua DPK ini bukan sekadar formalitas organisasi. Ini adalah langkah konkret dalam membumikan ajaran Marhaenisme yang mengedepankan keberpihakan kepada kaum marhaen, yakni rakyat kecil, petani, buruh, dan kaum terpinggirkan lainnya,” ujar Ramot.

Menurutnya, Kota Tebing Tinggi memiliki potensi besar sebagai pusat gerakan Marhaenisme karena lokasinya yang strategis dan keberagaman sosial yang tinggi.

“Tebing Tinggi adalah tempat yang tepat untuk membangun solidaritas dan memperkuat perjuangan rakyat. Dengan kehadiran DPK di sini, kami berharap nilai-nilai Marhaenisme dapat lebih menyentuh masyarakat, terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa,” sebut Ramot.

Semangat Baru di Tengah Tantangan

Dua komisariat yang dibentuk adalah DPK GMNI Kombes Tebing Tinggi dan DPK GMNI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Tebing Tinggi. Kedua institusi pendidikan ini dianggap memiliki potensi besar dalam mencetak kader-kader yang tangguh, kritis, dan progresif.

Ketua DPK GMNI Kombes Tebing Tinggi, Kevin, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan DPC GMNI Medan.

“Kami akan memastikan perjuangan Marhaenisme menjadi lebih relevan dengan kondisi masyarakat di Tebing Tinggi. Kami siap menjadi jembatan antara mahasiswa dan rakyat kecil dalam memperjuangkan hak-hak mereka,” ujarnya dengan penuh semangat.

Sementara itu, Ketua DPK GMNI STAI Al-Hikmah, Rizka Rahmayani, menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan lokal.

“Mahasiswa tidak boleh terpisah dari realitas sosial. Kami akan menjadikan komisariat ini sebagai ruang diskusi, aksi, dan kolaborasi untuk menciptakan perubahan nyata di Tebing Tinggi,” tegas Rizka.

Agenda ke Depan

Ramot membeberkan DPC GMNI Medan telah menyusun berbagai program kerja untuk mendukung operasional kedua DPK baru ini. Program-program tersebut meliputi pelatihan kepemimpinan, diskusi ideologi, serta pengabdian masyarakat. Selain itu, DPC juga berkomitmen untuk mendampingi kedua DPK dalam menyusun strategi penguatan organisasi di tingkat kampus dan masyarakat sekitar. Ia mengungkapkan salah satu fokus utama adalah membangun kesadaran kritis di kalangan mahasiswa.

“Kami ingin memastikan mahasiswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Ini sejalan dengan semangat Marhaenisme yang mengedepankan perjuangan bersama untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.

Pembentukan dua DPK di Tebing Tinggi ini mendapat sambutan hangat dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh lokal dan akademisi. Mereka berharap GMNI dapat menjadi mitra strategis dalam memperjuangkan kepentingan rakyat kecil.

Harapan dan Tantangan

Meski demikian, perjalanan GMNI di Tebing Tinggi bukan tanpa tantangan. Ramot mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, termasuk memperluas pemahaman ideologi Marhaenisme di tengah generasi muda yang cenderung pragmatis.

“Kami optimis dengan semangat kolektif. Namun, ini memerlukan kerja keras dan sinergi yang kuat antara semua elemen, baik di tingkat komisariat, cabang, maupun pusat,” terang Ramot.

Dengan terbentuknya dua komisariat baru, GMNI diharapkan dapat menjadi kekuatan transformasi sosial yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat Tebing Tinggi. Langkah ini menjadi bukti bahwa perjuangan ideologi Marhaenisme tidak hanya menjadi narasi historis, tetapi terus relevan di era modern.

“Kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah konkret yang akan dilakukan kedua DPK tersebut. Akankah mereka mampu membawa semangat Marhaenisme lebih dekat ke hati masyarakat? Waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal pasti: perjuangan telah dimulai,” pungkas Ramot. (04/iKoneksi.com)

Komentar