Jakarta, iKoneksi.com – Riset memainkan peran fundamental dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang menjadi pilar utama bagi kemajuan suatu negara. Meski produktivitas riset di Indonesia menunjukkan tren peningkatan, berbagai tantangan masih harus dihadapi. Data terbaru mencatat bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia naik 4,8% dalam lima tahun terakhir, mencapai Rp86,55 juta per orang pada tahun 2022.
Anggota DPR RI dari Dapil Malang Raya, dr. Gamal Albinsaid, menyoroti pentingnya mempercepat produktivitas riset sebagai langkah strategis untuk membawa Indonesia lebih kompetitif di kancah global. Dalam pernyataannya, ia mengutip kesuksesan Jack Ma, pendiri Alibaba, sebagai contoh konkret bagaimana dedikasi dan inovasi mampu membangun sebuah imperium bisnis yang mendunia.
Inspirasi dari Etos Kerja Jack Ma
Jack Ma, tokoh besar di balik suksesnya Alibaba, pernah menegaskan pentingnya etos kerja tinggi untuk membangun perusahaan teknologi. Dalam salah satu pernyataannya, ia berkata,
“We need to learn the hard-working spirit of Silicon Valley. If we go to work at 08.00 AM, go home 05.00 PM, this is not a high-tech company, and Alibaba will never be successful,” kata Gamal mengutip perkataan Jack Ma.
Pernyataan tersebut menggambarkan komitmen dan kerja keras di luar jam kerja standar adalah kunci utama untuk bersaing dalam industri berbasis teknologi tinggi. Jack Ma dan timnya membangun Alibaba dengan visi menghubungkan usaha kecil dengan pasar global melalui inovasi teknologi. Dedikasi serupa, menurut Gamal, diperlukan untuk mendorong Indonesia menjadi negara berbasis inovasi yang berdaya saing.
Lima Pilar untuk Produktivitas Riset
Menurut Gamal, terdapat lima pilar utama yang perlu diperkuat untuk meningkatkan produktivitas riset di Indonesia:
- Regulasi yang Mendukung
Regulasi menjadi fondasi bagi ekosistem riset yang kondusif. Meski Indonesia telah memiliki Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045 dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), implementasi regulasi sering terhambat oleh birokrasi yang rumit. Regulasi yang lebih adaptif, responsif terhadap perkembangan teknologi, dan mendukung kolaborasi internasional sangat diperlukan untuk memacu inovasi. - Pendanaan dan Insentif
Salah satu tantangan besar adalah rendahnya alokasi anggaran untuk riset, yang pada tahun 2017 hanya mencapai 0,21% dari PDB, jauh di bawah negara maju yang mengalokasikan 1-3%. Peningkatan pendanaan kompetitif dan pembentukan dana abadi riset dapat menjadi solusi untuk memastikan keberlanjutan penelitian berkualitas tinggi. - Kelembagaan yang Kuat
Meski Indonesia memiliki lebih dari 4.700 perguruan tinggi, hanya sebagian kecil yang diakui secara internasional. Dibutuhkan reformasi kelembagaan untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan riset. Koordinasi yang lebih baik antara perguruan tinggi dan lembaga riset akan mengurangi tumpang tindih fungsi dan meningkatkan produktivitas. - Tata Kelola dan Akuntabilitas
Sistem pengelolaan riset yang transparan dan efisien sangat penting untuk memastikan penggunaan sumber daya secara optimal. Saat ini, banyak peneliti menghabiskan waktu untuk tugas administratif. Penyederhanaan sistem pelaporan dan penganggaran akan memungkinkan para peneliti lebih fokus pada inovasi. - Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kualitas peneliti menjadi kunci utama produktivitas riset.
“Program pelatihan yang intensif, insentif untuk peneliti berprestasi, dan pendidikan berbasis riset akan membantu menciptakan talenta unggul yang mampu bersaing secara global,” jelasnya.
Riset untuk Masa Depan Indonesia
Produktivitas riset bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang menciptakan solusi nyata bagi masyarakat. Dr. Gamal menegaskan bahwa peningkatan riset di Indonesia membutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.
“Kita harus berorientasi pada produktivitas riset sebagai salah satu upaya menciptakan kesejahteraan. Inovasi yang lahir dari riset berkualitas akan membawa dampak positif bagi ekonomi dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” tegasnya.
“Dengan membenahi lima pilar tersebut, Indonesia diharapkan mampu mempercepat transformasi menjadi negara berbasis inovasi. Seperti halnya Alibaba yang sukses berkat dedikasi dan inovasi, Indonesia pun bisa meraih posisi terdepan di era revolusi teknologi. Riset adalah jembatan menuju kemajuan,” tandas Gamal. (04/iKoneksi.com)
Komentar