MEDAN, iKoneksi.com – Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) FISIP USU adakan “Festival Kuliner dan Intelektual (FESKULIN) pada 2-3 Oktober 2024 di FISIP USU. Feskulin terdiri dari diskusi publik. Temanya; Darurat Demokrasi Indonesia dan festival kuliner, memberdayakan umkm di kota medan untuk berjualan makanan, minuman serta pernak-pernik. Jumlahnya sampai puluhan tenant UMKM.
Diskusi publik diadakan di aula Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa USU serta sejumlah perwakilan GMNI dari berbagai kampus di Kota Medan yang mencapai ratusan orang.
Tiga narasumber yang menjadi pemateri dalam diskusi itu yakni Saoet Boangmanalu, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Sumut, Akhyar Nasution, walikota Medan ke 17, dan Faisal Andri Mahrawi founder dari Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI).
“Selain diskusi publik untuk mengisi asupan nutrisi akal sehat dengan wawasan para pembicara senior telah lama berkecimpung dalam demokrasi Indonesia. Dibutuhkan juga asupan nutrisi dan gizi untuk badan yang disediakan oleh para pedagang kecil yang kami bantu berdayakan disini,“ ucap Rolan Fredi Halawa selaku Ketua Panitia acara Feskulin.
Selaku ketua panitia dia juga menekankan dan mengajak teman-teman mahasiswa untuk lebih peduli terhadap kondisi demokrasi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja dan mau memberdayakan para pedagang kecil.
Diga Pinem juga dalam keterangannya menyampaikan, kegiatan FESKULIN ini dilaksanakan dalam rangka memberikan respon lanjutan atas ketidakadilan serta pengrusakan demokrasi di Indonesia beberapa waktu lalu. “Kami melakukan kegiatan ini agar memberikan warna baru dalam wajah gerakan. Dengan mengkolaborasikan festival kuliner dengan diskusi publik bertajuk Darurat Demokrasi,” katanya.
Para narasumber memberikan steatmentnya dalam diskusi publik, mulai dari Saut Boangmanalu yang mengajak agar dapat bersama-sama mengawal proses pilkada. Bila ada pelanggaraan pemilu dengan sejumlah bukti yang kuat di wilayah Sumatera Utara (Sumut), segera sampaikan dan akan kami tindak.
Akhyar Nasution menyampaikan bahwasanya politik dinasti yang ada hari ini harus segera dihabisi. “Saya sendiri pun pernah melawan dinasti itu,” ungkapnya.
Faisal Andri Mahrawa juga memgajak para mahasiswa harus terlibat aktif untuk mengawasi kondisi demokrasi Indonesia dan jangan anti dengan partai politik. Dia mengingatkan, bila ingin memperbaiki sistemnya kuasai partai politiknya.
Diskusi publik berjalan dengan alot dan banyak pertanyaan dari para mahasiswa yang ditujukan kepada para narasumber. (Rilis/iKoneksi.com)