banner 728x250

Investor Pasar Modal Malang Meningkat Pesat, Generasi Muda Jadi Penggerak

  • Bagikan
banner 468x60

Kota Malang, iKoneksi.com – Industri pasar modal di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang terus menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang tahun 2024. Jumlah investor pasar modal meningkat 13,23 persen secara year on year (YoY), mencapai 297.815 Single Investor Identification (SID) pada Desember 2024. Angka ini naik dari 263.021 SID pada tahun sebelumnya, menandakan minat investasi yang terus meningkat di tengah tantangan ekonomi global.

Menurut Kepala Kantor OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mayoritas investor di Malang adalah investor individu, mencapai 99,86 persen dari total investor. Dari jumlah tersebut, 34,68 persen berdomisili di Kota Malang, menunjukkan bahwa kota ini menjadi pusat pertumbuhan investasi ritel di Jawa Timur.

“Antusiasme investor ritel terhadap obligasi ritel negara masih cukup besar di tengah dinamisnya ekonomi domestik dan tingginya ketidakpastian global,” ujar Biger, Senin (24/2/2025).

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah SID Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19,05 persen YoY, mencapai 29.042 SID. Selain itu, jumlah nasabah reksa dana mengalami lonjakan signifikan sebesar 164,27 persen YoY, menandakan semakin banyak masyarakat yang beralih ke instrumen investasi yang lebih aman dan menguntungkan.

Kota Malang Jadi Pusat Transaksi Reksa Dana

Di antara wilayah kerja OJK Malang, Kota Malang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi, dengan total transaksi mencapai Rp 296,53 miliar. Disusul oleh Kabupaten Malang dengan transaksi sebesar Rp 36,47 miliar.

“Sementara itu, aktivitas perdagangan saham juga mengalami peningkatan yang signifikan. Rata-rata nilai transaksi saham mencapai Rp 3.945 miliar pada Desember 2024, meningkat 34,25 persen YoY dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 2.938 miliar,” katanya.

Pertumbuhan ini menunjukkan masyarakat semakin memahami pentingnya investasi dan mulai memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu instrumen untuk mengembangkan aset mereka.

Pasar Modal Tetap Stabil di Tengah Tantangan Global

“Meski dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik dalam negeri, pasar modal Indonesia tetap resilien dan stabil sepanjang 2024,” sebut Biger.

Hal ini terlihat dari beberapa indikator utama, seperti:

  • Stabilitas pasar modal yang tetap terjaga
  • Meningkatnya aktivitas perdagangan dan jumlah penghimpunan dana
  • Bertambahnya investor ritel secara pesat

Menurut Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, tren peningkatan investor individu menunjukkan bahwa investasi pasar modal semakin diminati masyarakat luas. Ia menilai literasi keuangan yang semakin membaik membuat masyarakat lebih cermat dalam memilih instrumen investasi yang aman dan tetap menguntungkan, seperti obligasi ritel negara.

“Ketertarikan Gen Z dan Milenial terhadap pasar modal tidak bisa dilepaskan dari perubahan preferensi investasi mereka. Generasi ini lebih memilih menyimpan aset dalam bentuk portofolio keuangan dibandingkan properti fisik seperti rumah, tanah, atau aset konvensional lainnya,” ungkap Joko.

OJK Perlu Perkuat Edukasi dan Pengawasan

Meningkatnya partisipasi Generasi Z dan Milenial dalam investasi pasar modal menjadi tantangan tersendiri bagi OJK. Menurut Joko, lembaga pengawas ini perlu lebih aktif dalam sosialisasi, supervisi, dan pengawasan untuk memastikan para investor muda memahami risiko dan strategi dalam berinvestasi.

“OJK harus terus getol melakukan edukasi dan pengawasan agar para investor muda dapat mengelola investasi mereka dengan lebih baik dan terhindar dari risiko investasi bodong,” terangnya.

Ke depan, OJK Malang diperkirakan akan semakin memperkuat strategi perlindungan investor serta mendorong transparansi di sektor pasar modal, guna memastikan bahwa pertumbuhan ini berkelanjutan dan memberi manfaat bagi ekonomi lokal.

“Dengan tren positif ini, pasar modal di Malang semakin menunjukkan potensinya sebagai salah satu pusat investasi terbesar di Indonesia. Namun, seiring dengan pertumbuhan yang pesat, literasi keuangan dan pengawasan yang lebih ketat tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem investasi yang sehat dan aman bagi masyarakat,” pungkas Biger. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *