banner 728x250

Jelang Ramadan, Sam AES: Harga Sembako Melonjak di Malang Raya

  • Bagikan
banner 468x60

Kota Malang, iKoneksi.com – Memasuki bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Malang mengalami lonjakan signifikan. Untuk memastikan stabilitas harga tetap terkendali, Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, turun langsung ke tiga pasar utama di Kota Malang pada Jumat (28/2/2025).

Dalam tinjauan tersebut, Andreas didampingi oleh Kepala Perwakilan BI Malang Febrina, Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedy Prasetyo, serta Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi. Mereka meninjau langsung kondisi harga bahan pokok di Pasar Induk Gadang, Pasar Besar Malang, dan Pasar Bunul.

Cabai Melonjak Hingga Rp100 Ribu, Beras Langka di Pasar

Hasil pantauan di lapangan menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup drastis pada beberapa komoditas, terutama cabai dan bawang merah. Harga cabai yang sebelumnya berada di angka Rp45 ribu per kilogram, kini meroket hingga Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah dan putih, yang sebelumnya Rp30 ribu per kilogram, kini menyentuh Rp40 ribu per kilogram. Tak hanya itu, lonjakan harga juga terjadi pada telur ayam, cabai besar, dan minyak goreng. Sementara itu, harga daging sapi dan ayam terpantau masih stabil.

“Hasil tinjauan kami menunjukkan gejolak harga sembako menjelang Ramadan masih terjadi, terutama pada komoditas cabai, bawang merah, dan bawang putih,” ujar Andreas.

Selain harga yang terus meningkat, Andreas juga menemukan pasokan beras SPHP premium seharga Rp11 ribu dari Bulog tidak ditemukan di pasar-pasar yang ia kunjungi. Padahal, beras ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan harga beras yang kini sudah menyentuh Rp13 ribu per kilogram.

“Saat saya komunikasi dengan Bulog, ternyata memang ada kebijakan untuk sementara menghentikan distribusi beras di Zona 1 karena berdekatan dengan masa panen raya,” jelasnya.

Namun, Andreas menekankan Bulog harus segera turun tangan untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Jika harga tetap bertahan di angka Rp13 ribu per kilogram, hal ini berpotensi mendorong inflasi dan semakin membebani daya beli masyarakat.

Intervensi Harga Dibutuhkan Segera

Menurut Andreas, kondisi ini harus segera mendapat intervensi dari pemerintah, terutama dalam distribusi beras SPHP dan Minyakita. Dengan harga beras yang terus meningkat, diperlukan kebijakan yang tepat agar masyarakat tidak semakin tertekan secara ekonomi.

“Jika harga beras tetap tinggi, dampaknya akan sangat terasa bagi masyarakat kecil. Kami harap Bulog segera merespons dengan mendistribusikan beras SPHP kembali ke pasar-pasar. Begitu juga dengan Minyakita, harus segera tersedia dalam jumlah cukup untuk menekan lonjakan harga minyak goreng,” tegasnya.

Lebih lanjut, Andreas menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Ia berharap masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan tenang tanpa harus khawatir dengan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

“Prinsipnya, stabilitas harga bahan pokok sangat penting, terutama di bulan Ramadan. Masyarakat harus bisa menjalankan ibadah dan berkumpul dengan keluarga tanpa terbebani oleh kenaikan harga sembako,” pungkas Andreas. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *