Jakarta, iKoneksi.com – Konflik internal di Partai Golkar kembali mencuat setelah sejumlah kader melayangkan gugatan terhadap kepengurusan Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia. Gugatan tersebut mempersoalkan sejumlah keputusan strategis yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi. Merespons hal itu, mantan sekretaris jenderal Golkar Idrus Marham mengajak para kader yang menggugat untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang lebih konstruktif, yakni melalui adu gagasan.
“Kita harus kembali ke semangat partai, yaitu demokrasi dan musyawarah. Kalau ada perbedaan pandangan, mari kita adu gagasan, bukan saling menyerang atau membawa konflik ke ranah hukum,” ujar Idrus saat ditemui di DPP Golkar, Kamis (21/11/2024).
“Daripada terlibat cawe-cawe di luar, lebih baik kita berdiskusi di kantor DPP Golkar, Slipi. Di sini kita bisa adu gagasan dan konsep, karena karakter Golkar itu adalah karya kekaryaan,” sambungnya.
Kritik Terhadap Kepemimpinan Bahlil
Para kader yang menggugat mengklaim bahwa kepemimpinan Bahlil telah menyimpang dari visi Golkar. Beberapa poin yang menjadi sorotan meliputi pengambilan keputusan sepihak terkait dukungan calon presiden 2024 dan pergantian pengurus tanpa melalui mekanisme yang jelas.
Namun, Idrus menilai langkah hukum tidak selalu menjadi solusi terbaik. Ia mengingatkan tradisi Golkar adalah menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsensus.
“Partai ini besar karena komitmen kadernya terhadap prinsip demokrasi internal. Kalau ada masalah, harus dibicarakan dalam forum yang tepat, seperti musyawarah nasional atau rapat pleno,” tegas Idrus.
Ajakan untuk Adu Gagasan
Idrus Marham juga menantang para kader yang menggugat untuk berdiskusi langsung dengan Bahlil dan jajaran kepengurusan saat ini. Menurutnya, adu gagasan adalah cara yang lebih elegan untuk menyampaikan kritik sekaligus mencari solusi.
“Saya percaya, jika gagasan yang mereka bawa benar-benar solid dan berbasis kepentingan partai, pasti akan diterima. Adu gagasan ini juga bisa menjadi contoh bagi kader muda Golkar bagaimana menyelesaikan konflik secara bijaksana,” seru Idrus.
Ia juga mengimbau para kader untuk memanfaatkan ruang diskusi yang disediakan di kantor DPP Golkar guna menyelesaikan berbagai persoalan secara bersama-sama. Diskusi tersebut, menurutnya, merupakan bentuk niat baik untuk menjaga persatuan dan kekuatan partai.
“Kalau kita bersatu, kita akan kuat. Kalau tidak, pasti lemah. Tanpa kekuatan itu, kita tidak mungkin bisa mencapai keberhasilan dalam proses politik dan prestasi ke depan. Ketua umum sudah menekankan pentingnya hal ini,” terang Idrus.
Bahlil Orang Yang Demokratis
Idrus menegaskan Bahlil adalah sosok yang demokratis dengan kata lain terbuka terhadap kritik, tetapi kritik tersebut harus disampaikan dengan logis, faktual, dan rasional, serta memiliki tujuan untuk membesarkan partai.
“Kalau ada yang niatnya bukan untuk membesarkan Golkar dan hanya ingin mengganggu, tentu kami akan meninjau lebih lanjut perkembangannya,” tegas Idrus.
Ia juga mengingatkan para kader yang merasa belum puas atau masih mencari-cari celah untuk membawa permasalahan ke forum diskusi internal, bukan ke ruang publik.
“Kalau ketua umum sudah membuka ruang untuk kritik, seharusnya semua disampaikan di DPP. Jangan sampai masalah ini dibawa keluar dan menimbulkan persoalan baru,” tukasnya. (04/iKoneksi.com)
Komentar