BADUNG – iKoneksi.com
Tidak dipungkiri jika masyarakat kita memang memiliki kesukaan terhadap minuman beralkohol. Dari segi usia rata-rata 10 tahun ke atas sudah mengenal minuman beralkohol. Sangat nyata sebaran kaula muda yang sudah mengkonsumsinya.
Berdasarkan survey terbaru dari Kementerian Kesehatan, terdapat 10 besar provinsi yang memiliki persentase peminum alkohol tertinggi di Indonesia. Mayoritas didominasi oleh sebaran provinsi daerah kawasan Indonesia Timur. Peringkat pertama diduduki oleh Nusa Tenggara Timur, kemudian disusul Sulawesi Utara.
Bali termasuk tiga besar dalam persentase ini. Penyebabnya, sebagai daerah destinasi wisata internasional. Sektor pariwisata Bali merupakan salah satu penyumbang peminum alkohol. Dimana wisatawan yang berkunjung otomatis menggemari berbagai macam minuman beralkohol.
Peminat minuman beralkohol di Pulau Dewata merupakan salah satu bentuk tradisi yang melekat. Apalagi salah satu jenis minuman beralkohol seperti arak dan tuak sangat digemari. Di Bali, minuman beralkohol menjadi sarana mengikat kebersamaan dalam berbagai acara.
Wayan Dody salah satu penikmat minuman beralkohol berujar, “Memang minuman berlkohol dikonsumsi sebagai sarana berkumpul bersama teman dan keluarga”. katanya, saat ditemui di sebuah kawasan di Badung, Kamis (01/08/2024).
Dody yang berkecimpung dalam bisnis pariwisata menyebutkan, tuak atau arak di Bali, layaknya Sake di Jepang. Bali juga mengenal minuman arak sebagai minuman beralkohol tradisional yang biasanya dihasilkan dari pohon Aren.
Berkaitan dengan survey dari Kemenkes, wajar bila Bali termasuk peringkat tiga besar, Pernyataan ini disampaikan Made Dwi, salah satu pelaku pariwisata lainnya di Denpasar.
Anggapannya, jika dalam survey berikutnya, Bali bisa menduduki peringkat pertama atau teratas peminum alkohol di Indonesia.
“Hal ini mengingat multi kulturnya warga di Bali yang dijadikan bagian destinasi dan kampungnya bule,” imbuhnya.
Sejalan dengan survey Kemenkes tersebut, sambungnya lagi, maka hal ini akan berdampak signifikan terhadap produksi minuman keras serta perputaran ekonominya. Karena rata-rata harga minuman beralkohol yang beredar dipasaran memiliki harga premium.
Sedangkan menurut salah satu akademisi yang sempat melakukan penelitian berkaitan dengan kebudayaan dan minuman tradisional di Bali, DR. Sastra Wibawa mengatakan, minuman beralkohol memang sudah menjadi sebuah tradisi dari kebudayaan di Indonesia. Dan masing-masing daerah memiliki nama minuman beralkohol sebagai ciri khasnya.
“Hal ini menjadikan sebuah peluang bagi Indonesia agar memiliki brand minuman beralkohol tradisional yang dapat mendunia,” katanya.
Terlepas dari hasil survey tersebut, meningkatnya jumlah peminum beralkohol di Indonesia memang akan dapat membantu perekonomian di masing-masing daerah tersebut. (Sandhu Gunawan/iKoneksi.com)
Komentar