Kepala OJK Malang: Perempuan Semakin Melek Keuangan, Literasi dan Inklusi Meningkat

Kota Malang, iKoneksi.com – Peran perempuan dalam pengelolaan keuangan semakin menonjol di era modern. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengungkapkan perempuan kini lebih sadar dan melek literasi keuangan dibandingkan sebelumnya. Hal ini disampaikannya dalam agenda sosialisasi keuangan kepada Komunitas Perempuan di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Jumat (20/12/2024). Acara ini juga menghadirkan Arumi Bachsin sebagai narasumber, yang turut berbagi wawasan tentang pentingnya literasi keuangan bagi kaum perempuan.

Biger memaparkan sejumlah data survei tahun 2024 yang menunjukkan tren positif perempuan dalam aktivitas keuangan. Salah satu temuannya, sebanyak 93 persen perempuan memiliki pembukuan keuangan, jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang hanya 7 persen.

“Berarti saya salah satu dari 7 persen itu. Sedikit sekali, ya,” canda Biger, mengomentari hasil survei.

Namun, ia menambahkan dalam keluarganya, pembagian tanggung jawab pengelolaan keuangan adalah 50:50 dengan istrinya, menegaskan pentingnya pembukuan keuangan untuk setiap individu.

Fakta Menarik tentang Keuangan Perempuan

Hasil survei juga mengungkapkan beberapa fakta menarik lainnya:

  1. Keraguan dalam Keputusan Finansial

Sebanyak 50 persen perempuan yang sudah menikah merasa tidak yakin dengan keputusan finansial yang diambil. Bahkan, Biger bercanda bahwa jika digabungkan dengan perempuan yang belum menikah, maka seluruh perempuan cenderung memiliki keraguan dalam keputusan finansial.

  1. Kebingungan dalam Perencanaan Finansial

Sekitar 62 persen perempuan yang sudah menikah masih merasa bingung dalam menyusun perencanaan keuangan. Biger berharap melalui sosialisasi ini, kebingungan tersebut dapat diminimalkan.

  1. Literasi dan Inklusi Keuangan Meningkat

Tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, tren yang juga terlihat sejak tahun 2022.

“Hal ini menunjukkan kesadaran perempuan dalam mengelola keuangan semakin baik,” seru Biger.

  1. Kontribusi Positif terhadap Pengentasan Kemiskinan

Peningkatan jumlah perempuan yang mengakses keuangan secara langsung berkontribusi pada pengurangan kemiskinan.

“Dengan hasil survei ini, kita bisa melihat perempuan kini semakin paham pentingnya mengelola keuangan. Namun, masih ada tantangan yang perlu dihadapi, terutama di era digital,” tekan Biger.

Waspada Kejahatan Finansial Digital

Biger mengingatkan perkembangan teknologi juga membawa risiko baru dalam pengelolaan keuangan, seperti penipuan dan pencurian digital. Salah satu contohnya adalah perjudian online yang sering kali terselubung dalam bentuk game.

“Banyak keluarga tidak sadar anak-anak mereka bermain judi online dalam bentuk permainan seperti slot. Jadi, ibu-ibu harus mengecek ponsel anak dan pasangannya untuk memastikan hal ini tidak terjadi,” imbau Biger.

OJK Malang sendiri telah menerima 1.547 aduan konsumen sepanjang tahun ini, di mana 680 di antaranya berasal dari perempuan.

“Sebagian besar kasus ini terkait dengan modus penipuan yang memanfaatkan kurangnya pemahaman konsumen terhadap sistem keuangan,” lugasnya.

Harapan untuk Masa Depan

Biger berharap jumlah perempuan yang sadar akan pentingnya literasi keuangan terus meningkat. Menurutnya, perempuan tidak hanya menjadi pelaku utama dalam pengelolaan keuangan keluarga tetapi juga agen perubahan yang dapat meningkatkan stabilitas ekonomi rumah tangga.

“Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, perempuan bisa membantu keluarganya terhindar dari masalah finansial, seperti penipuan atau investasi bodong. Literasi keuangan adalah kunci untuk melindungi diri dan keluarga,” terang Biger.

“Melalui acara ini, kami (OJK Malang, red) berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat, khususnya perempuan, agar lebih tanggap terhadap perkembangan dunia keuangan dan ancaman yang mengintai di era digital,” ungkap Biger. (04/iKoneksi.com)

Komentar