Kota Malang, iKoneksi.com – Suasana debat kedua Pemilihan Wali Kota Malang 2024 menjadi sorotan publik saat calon Wali Kota nomor urut 3, Ganis, tampil dengan gaya berani. Alih-alih mengenakan pakaian formal seperti kandidat lainnya, Ganis hadir dengan kaos bertuliskan Usut Tuntas yang langsung menarik perhatian audiens dan memicu perbincangan hangat di media sosial.
Pesan “Usut Tuntas” yang terpampang di kaos Ganis dinilai sebagai bentuk ajakan untuk penegakan keadilan terkait Tragedi Kanjuruhan di Malang yang merenggut lebih dari 135 nyawa dan menjadi pernyataan tegas dari dirinya, yang juga seorang pecinta sepakbola. Pernyataan ini bukan sekadar mengenang tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022, tetapi juga sebagai pengingat perjuangan keluarga korban yang terus berjuang mencari keadilan.
“Dalam debat kedua yang diselenggarakan secara terbuka, kami menegaskan dukungannya terhadap proses hukum yang adil, yang mencakup penuntasan kasus Tragedi Kanjuruhan,” kata Ganis.
Ia menekankan semua pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut harus dimintai pertanggungjawaban, khususnya dalam menjaga keselamatan publik dan memastikan keamanan selama kejadian berlangsung. Ganis, yang pernah menempuh pendidikan di University of London dengan spesialisasi manajemen sepak bola, menegaskan dukungannya untuk penyelidikan yang transparan dan akuntabel terkait Tragedi Kanjuruhan, tragedi sepak bola terbesar kedua di dunia ini.
“Tragedi ini tidak boleh hanya dianggap sebagai angka statistik. Penyidikan harus dilakukan secara menyeluruh, melibatkan semua pihak yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan keselamatan publik,” seru Ganis, yang merupakan alumni Magister UGM.
Sebagai seorang perempuan yang tumbuh di keluarga penggemar sepak bola, Ganis memahami betul perasaan Aremania terkait tragedi tersebut. Sejak kecil, ia telah berada di tengah-tengah Aremania, bahkan sering berada di tribun penonton saat Arema bertanding di berbagai lokasi.
“Dalam visi membangun Kota Malang, kami sangat menekankan pentingnya tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada keadilan dan transparansi dalam setiap kebijakan yang diambil. Pelayanan publik tidak hanya sekadar birokrasi, tetapi harus menjadi wujud nyata dari cinta yang tulus untuk semua warga. Di sini, kesehatan mental harus dihargai, bukan diabaikan,” terang Ganis.
Ganis juga menyebutkan keberadaan Puskesmas mental yang siap merangkul mereka yang membutuhkan penguatan emosional.
“Kita harus memberikan ruang bagi mereka yang membutuhkan dukungan, baik itu dalam hal kesehatan mental maupun bagi penyandang disabilitas, agar suara dan hak mereka diakui dengan akses yang setara,” terang Ganis
Selain itu, Ganis menyoroti pentingnya keterbukaan informasi publik sebagai kunci untuk membangun kepercayaan dan harapan masyarakat.
“Melalui dialog langsung, kami ingin berbagi kritik, merangkai solusi, dan menumbuhkan komunikasi tanpa rasa takut,” beber Ganis.
Terkait dengan digitalisasi pelayanan publik, Ganis percaya Kota Malang memiliki potensi besar dengan segudang talenta di bidang teknologi.
“Malang kini memiliki banyak talenta dalam pembuatan aplikasi digital, sehingga masalah teknis terkait pelayanan digital tidak lagi menjadi hambatan,” beber Ganis.
Ke depan, Ganis bersama Sam HC berencana untuk berkolaborasi dengan pelaku industri digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Platform digital yang ada akan dimanfaatkan untuk menjaring masalah yang dihadapi masyarakat dan memberikan solusi yang lebih efisien,” pungkas Ganis. (04/iKoneksi.com)
Komentar