Banten, iKoneksi.com- Sejak menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka kerap dikritik karena dinilai lebih sering mengunjungi sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dibandingkan berdialog langsung dengan mahasiswa di kampus-kampus. Kritik ini semakin menguat setelah sebuah unggahan viral di media sosial menunjukkan bahwa kunjungan kampus pertamanya justru dilakukan ke universitas yang belum beroperasi.
Peristiwa ini pertama kali mencuat setelah akun Instagram Kementerian Pekerjaan Umum (PU) @kementerianpu mengunggah momen Gibran mengunjungi lokasi pembangunan Universitas Syeikh Nawawi Al-Bantani di Banten. Unggahan ini kemudian dibagikan ulang oleh akun X @andikamalreza, yang lantas memicu diskusi hangat di dunia maya.
“Wapres Gibran Rakabuming Raka didampingi Wamen PU Diana Kusumastuti meninjau lokasi pembangunan,” demikian keterangan dalam unggahan tersebut.
Namun, yang membuat publik bereaksi bukan hanya soal kunjungan itu sendiri, melainkan fakta bahwa kampus yang didatangi Gibran belum resmi beroperasi.
“Sekalinya ke Kampus, Kampusnya Belum Jadi”
Setelah unggahan ini viral, warganet ramai-ramai memberikan tanggapan. Banyak yang menyindir keputusan Gibran mengunjungi universitas yang masih dalam tahap pembangunan, sementara hingga kini ia belum pernah menghadiri diskusi atau acara akademik di kampus yang sudah aktif.
“Gibran sekalinya datang ke kampus, kampusnya malah belum buka,” tulis akun X @andikamalreza, Selasa (11/3/2025).
Komentar ini langsung mendapat respons dari banyak warganet, beberapa di antaranya bahkan menyindir bahwa Gibran kemungkinan besar akan menghindari diskusi terbuka di kampus selama masa jabatannya.
“Sampai selesai masa jabatan gak akan berani datang ke kampus untuk isi acara atau debat,” tulis seorang netizen.
“Gak apa-apa yang penting ‘Udah Berani Datang Ke Kampus’, meskipun sedang dibangun,” sindir netizen lainnya.
“Sekalinya ke kampus, kampusnya belum jadi,” tambah yang lain.
Tak sedikit pula yang membandingkan kunjungan Gibran dengan tradisi para pemimpin sebelumnya yang lebih aktif berdialog dengan mahasiswa di berbagai universitas.
Respons Publik dan Polemik yang Berlanjut
Kritik terhadap minimnya keterlibatan Gibran di dunia akademik bukanlah hal baru. Sejak awal menjabat sebagai Wakil Presiden, ia dianggap jarang berpartisipasi dalam forum-forum intelektual yang melibatkan mahasiswa. Padahal, kampus merupakan tempat penting bagi pemimpin negara untuk menyerap aspirasi dan berdialog dengan generasi muda.
Kunjungan ke Universitas Syeikh Nawawi Al-Bantani yang masih dalam tahap pembangunan ini justru semakin mempertegas kritik tersebut. Beberapa pihak menilai bahwa Gibran seolah ingin menunjukkan kedekatan dengan dunia pendidikan, tetapi memilih lokasi yang lebih “aman” dibandingkan kampus yang sudah aktif dengan mahasiswa yang lebih kritis.
Di sisi lain, ada juga yang menilai kunjungan ini sebagai bagian dari tanggung jawabnya dalam mendukung pembangunan infrastruktur pendidikan di Indonesia. Namun, tanpa adanya kunjungan serupa ke kampus-kampus yang telah beroperasi, kritik terhadapnya pun tetap menguat. (04/iKoneksi.com)