Lapas Pematang Siantar Panen 40 Kg Pakcoy Hidroponik

Kota Pematangsiantar, iKoneksi.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pematang Siantar kembali mencuri perhatian dengan keberhasilannya memanen 40 kilogram (kg) sayur pakcoy dari sistem pertanian hidroponik yang dikembangkan di lingkungan lapas. Inisiatif ini tidak hanya menjadi wujud nyata kontribusi terhadap program ketahanan pangan nasional, tetapi juga bagian dari upaya memberikan keterampilan bagi warga binaan.

“Panen ini bukan sekadar kegiatan pertanian biasa, melainkan langkah konkret untuk meningkatkan keterampilan warga binaan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Sukarno, Kepala Lapas Pematang Siantar, Kamis (8/1/2025).

Program hidroponik yang dijalankan di lapas ini adalah salah satu bentuk inovasi pembinaan. Dengan sistem pertanian modern, warga binaan dilatih untuk bercocok tanam tanpa memerlukan lahan luas.

“Selain itu, kegiatan ini juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan bermanfaat di dalam lapas,” ucapnya.

Hasil Panen untuk Dapur Lapas

Hasil panen pakcoy dari program hidroponik ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai bentuk pelatihan. Sayuran segar tersebut disalurkan melalui kerja sama dengan PT Dwi Shantika Raya Indah, yang menjadi mitra penyedia bahan makanan bagi dapur Lapas Pematang Siantar. Menurut Sukarno, sayuran hidroponik yang dipanen akan diolah menjadi bagian dari menu makanan sehari-hari warga binaan. Dengan begitu, para penghuni lapas dapat menikmati makanan yang lebih sehat dan bergizi.

“Langkah ini sekaligus menjadi upaya meningkatkan kualitas hidup warga binaan selama menjalani masa pembinaan. Hasil panen ini akan disajikan langsung di dapur Lapas untuk menambah variasi gizi dalam pola konsumsi warga binaan. Kami berharap, ini tidak hanya meningkatkan kualitas makanan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di antara mereka,” jelasnya.

Langkah Awal Menuju Program yang Lebih Besar

Keberhasilan panen ini disebut sebagai langkah awal untuk mengembangkan program pertanian lain di lingkungan lapas. Sukarno menegaskan pihaknya berencana untuk terus memperluas kegiatan serupa, baik dengan menambah jenis tanaman yang dibudidayakan maupun meningkatkan fasilitas hidroponik.

“Program ini juga dirancang agar warga binaan memiliki keterampilan baru yang bisa mereka gunakan setelah masa pembinaan selesai. Dengan pelatihan yang berkelanjutan, diharapkan mereka mampu bersaing di dunia kerja atau bahkan memulai usaha di sektor pertanian modern,” terang Sukarno.

“Kami ingin warga binaan yang keluar dari sini membawa bekal keterampilan yang nyata. Hidroponik ini adalah salah satu cara untuk memberdayakan mereka, sehingga mereka punya peluang lebih baik di masa depan,” tambah Sukarno.

Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Melalui kegiatan ini, Lapas Pematang Siantar menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah. Sukarno berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi lembaga pemasyarakatan lainnya untuk mengadopsi program serupa, sehingga lapas di Indonesia tidak hanya menjadi tempat pembinaan, tetapi juga pusat produktivitas.

“Ini adalah bukti bahwa lapas bisa berkontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif bagi warga binaan,” lugasnya.

“Dengan inovasi seperti ini, Lapas Pematang Siantar tidak hanya mendukung program nasional, tetapi juga memberikan harapan baru bagi warga binaan untuk memulai kehidupan yang lebih baik setelah keluar dari lapas. Program ini menjadi bukti bahwa pembinaan yang dilakukan dengan pendekatan modern mampu menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat,” tandasnya. (04/iKoneksi.com)

Komentar