banner 728x250

Mahasiswa UM Rancang Museum Virtual Mitigasi Bencana

  • Bagikan
banner 468x60

Kota Malang, iKoneksi.com – Cerita tentang gempa, longsor, dan tsunami selama ini kerap menjadi materi yang dianggap membosankan oleh siswa. Namun, pendekatan berbeda dilakukan oleh Yana Dwi Purnamasari, mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Malang (UM). Bersama dosennya, Neni Wahyuningtyas, M.Pd., Yana menghadirkan SIBEBAN, sebuah media pembelajaran berbasis metaverse yang berhasil menyulap pembelajaran mitigasi bencana menjadi pengalaman yang imersif, menyenangkan, dan menggugah kesadaran siswa.

Yana mengatakan, SIBEBAN, yang merupakan singkatan dari Simulasi Belajar Bencana Alam, mengajak siswa untuk menjelajahi museum virtual yang dirancang sedemikian rupa. Melalui headset atau layar laptop, siswa diajak “masuk” ke ruang-ruang bencana dari gempa bumi hingga banjir dengan berbagai konten interaktif. Mereka bisa melihat dokumentasi bencana, menyimak video edukatif, mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digital, bahkan bermain field trip game yang menguji pemahaman sekaligus kemampuan mengambil keputusan dalam situasi darurat.

“Materi potensi bencana sering kali terasa abstrak. Kami ingin membuatnya konkret dan bermakna,” kata Yana, yang mendasarkan pengembangan ini pada pengalaman mengajar di SMP Negeri 10 Malang.

Ia menyadari, banyak siswa mengalami kesulitan memahami mitigasi bencana karena minimnya media yang interaktif dan kontekstual.

Menurut Dosen PPG UM, Neni Wahyuningtyas, SIBEBAN dirancang menggunakan model pengembangan ADDIE, mulai dari analisis kebutuhan siswa, desain konsep museum digital, pengembangan konten, implementasi di kelas, hingga evaluasi hasil belajar.

“Kami memadukan elemen visual, auditori, dan kinestetik agar sesuai dengan gaya belajar siswa masa kini,” jelasnya.

Hasilnya tidak mengecewakan. Siswa tidak hanya menyimak penjelasan pasif, tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi, simulasi, dan refleksi. Mereka tidak sekadar menghafal jenis-jenis bencana, tetapi memahami langkah-langkah konkret yang harus dilakukan saat bencana terjadi.

“Inovasi ini pun menjawab kebutuhan pembelajaran abad ke-21 yang menuntut integrasi teknologi dalam pendidikan. SIBEBAN menjadi bukti bahwa metaverse bukan hanya wadah hiburan, melainkan bisa menjadi ruang belajar yang efektif dan berdampak. Di tengah kondisi Indonesia yang rawan bencana, pendidikan mitigasi yang dikemas dengan pendekatan seperti ini dinilai penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan generasi muda,” jelas Neni.

Yana berharap, media SIBEBAN dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat digunakan secara luas di sekolah-sekolah di Indonesia.

“Kami ingin siswa tidak hanya pintar secara teori, tetapi juga siap secara mental dan tindakan,” ujarnya tegas.

“Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran bencana tak lagi menjadi momok yang menakutkan, tetapi menjadi bekal penting dalam membentuk generasi yang tangguh dan siap menghadapi segala kemungkinan,” pungkas Neni. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *