Kab Malang, iKoneksi.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menunjukkan kontribusinya dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Kali ini, mahasiswa Teknik Industri mencuri perhatian melalui inovasi yang dipamerkan dalam Industrial Engineering Expo. Mereka sukses merancang sebuah alat pembuat briket otomatis bernama Automatic Briket Maker, yang mampu mengolah limbah kayu menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan.
Inovasi ini berawal dari pengalaman mereka saat menjalani praktikum di sebuah pabrik mebel. Limbah kayu yang melimpah tetapi tidak terpakai di pabrik tersebut menjadi inspirasi untuk menciptakan alat yang tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga memberikan manfaat berkelanjutan.
Salah satu anggota tim, Lucky Argo Bramantyas, mengungkapkan mereka awalnya kebingungan menentukan proyek yang akan dikembangkan. Namun, setelah melihat limbah kayu yang menumpuk, mereka memutuskan untuk merancang alat pembuat briket.
“Fungsi utama alat ini adalah mencetak dan menekan adonan briket dari limbah kayu menjadi briket siap pakai. Kami berharap alat ini bisa menjadi solusi untuk mengolah limbah menjadi energi alternatif,” jelas Lucky.
Teknologi Berbasis IoT dan Efisiensi Tinggi
Ia menyebutkan yang membuat Automatic Briket Maker menonjol adalah pengembangan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan software Blynk.
“Fitur ini memungkinkan pengendalian mesin secara otomatis melalui perangkat lunak. Selain itu, alat ini dilengkapi dengan pemotong otomatis yang bekerja sesuai gerakan dinamo, sehingga setiap briket yang dihasilkan memiliki ukuran seragam, yaitu 5 cm,” papar Lucky.
Keunggulan lainnya adalah tingkat efisiensi penggunaan daya yang hanya memerlukan tegangan 110V-220V. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi proses produksi, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan produk serupa di pasaran.
“Namun, perjalanan pengembangan alat ini tidak selalu mulus. Tantangan terbesar tim adalah memastikan kode pemrograman pada mikrokontroler ESP 32 dapat terhubung dan terbaca dengan baik oleh software Blynk. Proses uji coba yang berulang kali gagal juga menjadi bagian dari perjuangan mereka,” ungkap Lucky.
“Tantangan terbesar kami adalah menyinkronkan kode dengan mikrokontroler dan perangkat lunak. Namun, berkat kerja sama tim yang solid, kami berhasil mengatasi kendala tersebut,” sambung Lucky.
Harapan untuk Masa Depan Energi Hijau
Lucky dan timnya tidak berhenti pada pencapaian ini. Mereka memiliki visi untuk mengembangkan alat ini lebih lanjut, misalnya dengan menambahkan fitur pembuat adonan otomatis, pemotong horizontal, hingga sensor berat yang dapat menghentikan mesin jika bahan baku habis.
“Kami berharap Automatic Briket Maker dapat menjadi alternatif sumber energi ramah lingkungan dan membantu mengurangi ketergantungan pada energi berbasis batubara. Ini adalah langkah kecil kami untuk mendukung keberlanjutan energi di Indonesia,” terang Lucky.
Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Dengan alat seperti Automatic Briket Maker, masa depan energi hijau di Indonesia semakin dekat,” tutup Lucky. (04/iKoneksi.com)
Komentar