Kota Malang, iKoneksi.com – Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, Malang, menjadi saksi perhelatan inspiratif pada Sabtu (4/1/2025), saat Dies Natalis ke-66 Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) dirayakan dengan acara bedah buku Merahnya Ajaran Bung Karno. Acara ini menghadirkan Dr. Airlangga Pribadi, penulis buku, untuk membahas pemikiran mendalam yang terkandung dalam karyanya.
Menghidupkan Pemikiran Bung Karno
Dalam pemaparannya, Airlangga menyoroti pentingnya memahami Pancasila sebagai dasar negara. Meski Pancasila telah menjadi landasan ideologis bangsa Indonesia, ia merasa bahwa penjabaran dan pengaplikasiannya masih minim.
“Pemahaman Pancasila yang belum terperinci menjadikan saya terinspirasi untuk menulis buku ini. Hingga kini, masih jarang ditemukan pembedahan gagasan Pancasila secara mendalam,” ungkap Airlangga.
Buku Merahnya Ajaran Bung Karno tidak hanya mengupas Pancasila, tetapi juga membahas pandangan Bung Karno tentang Marhaenisme.
“Konsep ini mencakup gagasan tentang Sosio nasionalisme, Sosio demokrasi, teori ratu adil, dan strategi menghadapi tantangan imperialisme serta kapitalisme,” jelas Airlangga.
Menelusuri Marhaenisme sebagai Teori Perjuangan
Airlangga menjelaskan Marhaenisme, yang dipopulerkan oleh Bung Karno, lebih dari sekadar konsep tentang petani kecil dengan produksi terbatas.
“Marhaenisme adalah sebuah teori perjuangan yang dirancang untuk melawan struktur ekonomi imperialisme dan kapitalisme yang telah mengakar kuat di Indonesia pada masa penjajahan,” terang Airlangga.
Bung Karno, lanjutnya, tidak hanya memiliki pemikiran lokal, tetapi juga mampu menghubungkan nasionalisme Indonesia dengan semangat internasionalisme.
“Dalam buku saya, saya membahas bagaimana Soekarno memahami narasi pembebasan yang tidak hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi juga bagi dunia,” papar Airlangga.
Menghubungkan Masa Lalu dengan Tantangan Masa Kini
Buku ini juga menjadi pengingat bahwa pemikiran Bung Karno relevan dengan situasi Indonesia saat ini. Nilai-nilai keadilan sosial, kedaulatan rakyat, dan semangat gotong royong menjadi inti dari ajaran Bung Karno, yang diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan bangsa di era modern.
“Bung Karno mampu membangun narasi besar tentang pembebasan, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus memperjuangkan kedaulatan bangsa,” ungkap Airlangga.
Antusiasme Peserta dan Harapan Masa Depan
Acara ini mendapat sambutan hangat dari peserta yang berasal dari berbagai daerah. Diskusi yang berlangsung di GOR 2 Universitas Tribhuwana Tungga Dewi tersebut bukan hanya menjadi ajang intelektual, tetapi juga sarana refleksi atas warisan pemikiran Bung Karno.
“Bedah buku ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi generasi muda untuk lebih memahami dan mengimplementasikan ajaran Bung Karno, khususnya dalam membangun bangsa yang adil dan sejahtera,” tandas Airlangga. (04/iKoneksi.com)
Komentar