Napak Tilas Raden Wijaya: Perpaduan Sejarah, Olahraga, dan Aksi Sosial

Kota Malang, iKoneksi.com – Dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-62, Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan acara bertajuk Napak Tilas Raden Wijaya: Charity Run, sebuah kegiatan maraton penuh makna yang menggabungkan unsur sejarah, lingkungan, dan kepedulian sosial. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu – Ahad (4-5 Januari 2025), melibatkan 55 pelari dari kalangan civitas akademika UB, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan.

Rute lari maraton ini melintasi jalur bersejarah yang dimulai dari Pendopo Trowulan di Mojokerto, melewati Laboratorium ATP Cangar, dan berakhir di Kampus UB, Malang. Pendopo Trowulan dipilih sebagai titik awal karena merupakan bekas pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya.

Menghidupkan Semangat Sejarah dan Kepedulian Sosial

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Unti Ludigdo, di Pendopo Trowulan. Dalam sambutannya, Unti menegaskan pentingnya mengingat sejarah sebagai fondasi membangun masa depan.

“Melalui Napak Tilas Raden Wijaya, kita diajak untuk mengenang kejayaan Kerajaan Majapahit. Semangat itu diharapkan menjadi inspirasi bagi civitas akademika UB untuk terus maju dan berkontribusi bagi bangsa. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata komitmen kami terhadap lingkungan dan masyarakat,” ungkap Unti.

Kegiatan ini tidak hanya fokus pada olahraga, tetapi juga membawa misi sosial. Para pelari membagikan bantuan sembako kepada masyarakat di beberapa titik pemberhentian sepanjang rute, menunjukkan kepedulian Universitas Brawijaya terhadap komunitas sekitar.

Aksi Lingkungan: Tetenger Bumi

Sebagai bagian dari acara, aksi lingkungan bertajuk Tetenger Bumi juga digelar dengan penanaman pohon-pohon langka khas Indonesia di sepanjang rute. Beberapa jenis pohon yang ditanam meliputi kepel, genitri, mojopahit, dan mojomanis.

Dr. Roni Setiawan, Koordinator Kegiatan Charity Run, menjelaskan bahwa penanaman pohon ini bertujuan melestarikan flora asli Indonesia yang mulai terancam punah.

“Kami ingin menanamkan semangat cinta lingkungan melalui kegiatan ini. Penanaman pohon langka menjadi upaya kecil untuk melestarikan flora yang berharga bagi bangsa,” ujar Roni.

Laboratorium ATP Cangar yang dilalui peserta juga menjadi simbol pelestarian alam, sesuai dengan tema lingkungan yang diusung acara ini.

“Selain itu, kegiatan ini dirancang untuk mengajak peserta menjaga kebugaran tubuh sekaligus mencintai sejarah dan lingkungan,” sebut Roni.

Puncak Acara yang Meriah

Kegiatan ini mencapai puncaknya saat para pelari tiba di Kampus UB, Malang, pada Minggu sore. Sambutan meriah dari mahasiswa dan pimpinan universitas menambah semarak suasana. Acara ini tak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga mempererat solidaritas di antara civitas akademika.

“Dengan menggabungkan unsur sejarah, lingkungan, dan sosial, Napak Tilas Raden Wijaya: Charity Run adalah bukti nyata bahwa Universitas Brawijaya terus berinovasi dalam menghadirkan kegiatan yang berdampak luas,” tutur Roni.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa perayaan Dies Natalis UB bukan sekadar peringatan, melainkan momentum untuk menciptakan perubahan yang inspiratif.

“Melalui Napak Tilas Raden Wijaya, Universitas Brawijaya membuktikan komitmennya dalam menjaga warisan budaya, melestarikan lingkungan, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” tandas Roni. (04/iKoneksi.com)

Komentar