Nata Simangunsong Tegaskan PSMS Milik Masyarakat Kota Medan

Kota Medan, iKoneksi.com – Mantan Ketua SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong, baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait isu yang menyebutkan saham PSMS Medan akan dijual oleh pihak pengelola klub saat ini. Dalam penjelasannya, Nata dengan tegas meluruskan kabar tersebut dan menegaskan PSMS Medan bukanlah milik individu atau pihak tertentu, melainkan milik masyarakat Kota Medan melalui 40 klub anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Dalam wawancara yang dilakukan pada Ahad, (19/1/2025), Nata menjelaskan dengan lugas, PSMS itu lahir pada tahun 1950, jauh sebelum Pak Edy Rahmayadi dan menantunya hadir. Jadi, bagaimana mungkin PSMS bisa dijual? PSMS adalah milik masyarakat Kota Medan, bukan milik perseorangan. Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi kabar yang beredar, yang mengklaim saham klub kebanggaan warga Medan ini akan dijual oleh pihak pengelola yang saat ini diwakili oleh PT Kinantan Medan Indonesia (KMI). Menurut Nata, meskipun dalam beberapa tahun terakhir pengelolaan PSMS dilakukan oleh PT KMI dengan Edy Rahmayadi sebagai pemilik saham mayoritas, hal ini tidak membuat PSMS menjadi milik pribadi.

“PT KMI hanyalah pengelola PSMS. Jika mereka ingin mundur, ya kembalikan saja pengelolaan ini kepada 40 klub anggota PSMS. Kita atur mekanismenya secara bersama-sama. Tidak ada istilah jual beli saham PSMS,” kata Nata dengan tegas.

Lebih lanjut, Nata mengingatkan PSMS Medan bukan hanya sekedar klub sepak bola, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan identitas Kota Medan.

“PSMS ini adalah ikon kita semua. Jangan sampai masyarakat keliru memahami status klub ini. PSMS adalah milik kita bersama,” ungkapnya, menegaskan klub tersebut harus dijaga dan dikelola dengan rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Medan, terutama oleh para suporter setianya.

Saat ini, PSMS Medan tengah berada di ambang degradasi, dengan tim tersebut berjuang keras untuk tetap bertahan di Liga 2. Nata meminta agar manajemen klub tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan besar terkait status pengelolaan PSMS.

“Sekarang, fokus saja dulu untuk menghadapi babak play-off agar PSMS tidak terdegradasi. Setelah itu, barulah kita bicarakan soal pengalihan pengelolaan klub dengan mekanisme yang jelas dan melibatkan semua pihak,” katanya, menunjukkan urgensi untuk menjaga stabilitas klub terlebih dahulu sebelum membahas perubahan struktural.

Bagi Nata, masa depan PSMS Medan adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya tugas manajemen atau pemain, tetapi juga seluruh elemen masyarakat Medan. Ia mengajak seluruh suporter untuk terus memberikan dukungan penuh kepada tim, meski dalam kondisi yang penuh tekanan.

“PSMS adalah kebanggaan kita. Mari bersama-sama menjaga marwah klub ini, baik di dalam maupun di luar lapangan. Salam Sada Roha!” ujar Nata dengan semangat.

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, dukungan dari masyarakat Medan, khususnya suporter setia PSMS, sangat penting untuk mengangkat semangat tim dan memastikan klub ini tetap eksis di kancah sepak bola Indonesia.

“Dengan adanya kejelasan mengenai status pengelolaan dan penguatan manajemen yang lebih solid, saya berharap PSMS Medan dapat kembali bangkit dan menjadi klub yang semakin membanggakan bagi seluruh masyarakat Medan,” pungkas Nata. (04/iKoneksi.com)

Komentar