Pedagang Pasar Petisah Medan Protes Rencana Pemasangan Portal Parkir

Kota Medan, iKoneksi.com – Sebanyak ratusan pedagang Pasar Petisah Kota Medan menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (20/1/2025) di depan Kantor Wali Kota Medan. Aksi yang tergabung dalam organisasi Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P4B) ini dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah Kota Medan yang akan memasang portal parkir di sekitar pasar tersebut. Para pedagang menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dengan kebijakan yang dinilai akan berdampak negatif terhadap pendapatan mereka dan minat pengunjung pasar.

Koordinator aksi, Ibrahim Tanjung, menyampaikan para pedagang sangat menentang kebijakan parkir portal yang sedang dipersiapkan oleh Pemkot Medan.

“Kami semua sepakat untuk menolak pemberlakuan parkir portal, karena akan berdampak kepada kami para pedagang dan pengunjung,” ujar Ibrahim dengan tegas saat berorasi.

Menurut informasi yang beredar, tarif parkir yang akan diberlakukan di Pasar Petisah sangat tinggi, yaitu Rp 4.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Hal ini menjadi kekhawatiran utama bagi para pedagang, karena mereka percaya tarif parkir yang mahal akan membuat pengunjung enggan datang ke pasar tradisional tersebut.

“Iya, kalau segitu besarnya, makin malas orang ke pasar Petisah tersebut. Kalau di pasar tradisional saja parkir berbayar dengan tarif mahal, sudah pasti banyak yang memilih belanja kebutuhan di supermarket,” terang Ibrahim dengan penuh keyakinan.

Kekhawatiran yang sama juga disampaikan oleh pedagang lain, Aisyah, yang sudah berdagang di Pasar Petisah selama 40 tahun. Ia mengungkapkan pemasangan portal parkir baru kali ini dilakukan, dan ia merasa kebijakan tersebut akan sangat merugikan para pedagang.

“Kita ini selalu drop off barang, jadi kalau ada portal tiap masuk bayar itu gimana? Rugilah kami. Sudah pembeli dan pengunjung sepi, tarif parkirnya pun enggak masuk di akal,” keluh Siti dengan nada cemas.

Ia menjelaskan sebelumnya, pembeli seringkali mengantar barang langsung menggunakan kendaraan mereka, dan kini mereka harus membayar parkir setiap kali mereka masuk ke area pasar.

Ketegangan dalam aksi unjuk rasa ini mereda setelah Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, mendatangi massa aksi dan memberikan klarifikasi terkait isu tarif parkir yang beredar. Bobby menjelaskan tarif parkir yang sebenarnya jauh lebih rendah daripada yang dikabarkan sebelumnya.

“Tarif parkir untuk sepeda motor hanya Rp 3.000, sedangkan mobil dikenakan tarif Rp 5.000. Untuk mobil pikap yang keluar masuk mengantar barang, tarif parkir hanya dikenakan sekali sebesar Rp 4.000,” ujar Bobby dengan tegas.

Menurut Bobby, banyak pedagang yang merasa khawatir karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengenai tarif parkir tersebut.

“Jadi kami sudah meminta Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar Pemko Medan untuk melakukan sosialisasi kembali. Mereka kemarin mengira kalau tarif parkir itu harganya mahal dan tidak tetap, makanya kita pastikan itu tidak benar,” terang Bobby.

Setelah mendengar penjelasan dari Wali Kota, massa aksi mulai membubarkan diri dengan tertib, meskipun ketegangan awalnya sempat memuncak. Aksi protes ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang jelas antara pemerintah dan para pedagang, agar kebijakan yang diambil tidak merugikan pihak manapun. Meski begitu, protes ini juga mengungkapkan ketegangan yang ada terkait dengan perubahan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan ekonomi sehari-hari para pedagang pasar tradisional.

Bobby mengungkapkan pemasangan portal parkir yang direncanakan oleh Pemkot Medan memang menjadi perdebatan. Satu sisi, kebijakan ini dianggap bisa tertib dan mengurangi kemacetan di sekitar pasar. Namun di sisi lain, pedagang merasa bahwa kebijakan tersebut justru akan berdampak negatif terhadap daya tarik pasar dan menambah beban pengunjung yang semakin berkurang. Untuk itu, harapan para pedagang adalah agar pemerintah dapat lebih bijak dan transparan dalam menyosialisasikan kebijakan-kebijakan baru yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka.

“Dengan berakhirnya aksi ini, banyak yang berharap adanya komunikasi yang lebih baik antara Pemkot Medan dan masyarakat, terutama para pedagang, akan membantu menciptakan solusi yang saling menguntungkan. Sebab, Pasar Petisah bukan hanya sekedar pusat ekonomi lokal, melainkan juga bagian dari identitas Kota Medan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan bersama,” pungkas Bobby. (04/iKoneksi.com)

Komentar