Kota Mojokerto, iKoneksi.com – Pembangunan sektor kesehatan di Kota Mojokerto terus mengalami kemajuan signifikan, mencerminkan komitmen Pemerintah Kota Mojokerto dalam menciptakan lingkungan yang sehat, produktif, dan berdaya saing. Salah satu indikator penting dari keberhasilan ini adalah meningkatnya angka usia harapan hidup (UHH) dari 75,80 tahun menjadi 75,90 tahun serta indeks kepuasan masyarakat yang mencapai angka 88,93, melampaui target yang ditetapkan sebesar 87,09.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, menekankan pentingnya sektor kesehatan dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Pendidikan kesehatan yang terus dilakukan, baik untuk calon pengantin, ibu hamil, maupun balita, sangat penting untuk membentuk SDM yang sehat,” ujar Ali, Selasa (24/12/2024).
Salah satu langkah konkret Pemkot Mojokerto dalam memperbaiki kesehatan masyarakat adalah penanggulangan stunting. Pemerintah Kota Mojokerto, melalui berbagai program, telah berhasil menurunkan angka stunting di wilayahnya. Berdasarkan data EPPBGM, jumlah balita stunting di Kota Mojokerto tercatat sebanyak 119 pada awal tahun 2024, namun berhasil diturunkan menjadi 89 balita hingga November 2024. Hal ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintahan, masyarakat, dan lembaga terkait.
“Selain itu, untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat, Pemkot Mojokerto juga melaksanakan program edukasi kesehatan melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang), yang diadakan di setiap kelurahan. Program-program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua dan lansia mengenai pentingnya menjaga kesehatan, gizi, serta pola hidup sehat sejak dini,” tutur Ali.
Dalam upaya mewujudkan layanan kesehatan yang lebih baik, Pemkot Mojokerto juga terus meningkatkan infrastruktur kesehatan. Pada tahun 2024, pembangunan fasilitas kesehatan menjadi salah satu prioritas utama. Di antaranya adalah pembangunan Labkesda yang dilengkapi dengan Gedung Laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2), pembangunan Poli TB RO dan SO di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, serta pembangunan Puskesmas Kranggan. Selain itu, beberapa puskesmas juga menjalani rehabilitasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas Blooto, Puskesmas Wates, dan Pustu Suratan.
“Sektor kesehatan di Kota Mojokerto juga mendapatkan pengakuan melalui berbagai penghargaan. Beberapa di antaranya adalah penghargaan Komitmen Pelayanan Kesehatan Primer Terbaik dari Kementerian Kesehatan RI, Apresiasi Kepala Daerah atas dukungan optimalisasi penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas dari BKKBN, hingga Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kemenkes RI. Selain itu, Kampung KB Kanjeng Djimat meraih Juara 3 Kampung Keluarga Berkualitas Tingkat Nasional 2024 dalam kategori Kota Regional 1,” urai Ali.
Sosok yang akrab disapa mas Pj itu mengungkapkan Pemkot Mojokerto juga menerima penghargaan lainnya seperti Penghargaan Penanggulangan Aids-TBC-Malaria (TBM) dari Adinkes, Juara 1 Apresiasi Sekolah Siaga Kependudukan dari BKKBN Jawa Timur, serta Penghargaan Government Techno Marketing Award dengan Predikat Golden Bronze dari Markplus Institute. Penghargaan dari CNN Indonesia atas prestasi outstanding di bidang perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi bukti nyata dari upaya pemkot dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik.
“Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan yang prima adalah fokus utama kami. Kami berharap pencapaian ini dapat terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto,” terang mas Pj.
“Melalui berbagai inisiatif ini, Pemkot Mojokerto tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat, tetapi juga mendorong terciptanya generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global,” tandas mas Pj. (04/iKoneksi.com)
Komentar