Kota Malang, iKoneksi.com – Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang menutup dengan meriah Program Pendampingan UMKM Kota Malang untuk tahun 2024. Penutupan resmi program ini dilakukan di Gedung Malang Creative Center pada Senin (23/12/2024), dengan dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono, Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, serta Kepala Bidang Usaha Mikro Diskoperindag Kota Malang, Faried Suaidi.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono, dalam sambutannya, menyebutkan, program pendampingan UMKM ini sudah dimulai sejak tahun 2021, dan menjadi salah satu program unggulan yang dinantikan oleh para pelaku usaha mikro di Kota Malang.
“Melalui kerja sama dengan Pendamping UMKM Kota Malang dan dukungan penuh dari GENPRO Kota Malang, program ini bertujuan untuk membantu UMKM mengembangkan usaha mereka, khususnya dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kesejahteraan pelaku usaha mikro,” ucap Trio.
Ia mengungkapkan program pendampingan UMKM ini merupakan hasil usulan Pokok Pikiran (Pokir) dari Fraksi PKS Kota Malang. Menurutnya, partai yang dipimpin oleh mereka menjadi satu-satunya pengusul yang fokus pada pengembangan UMKM melalui program pendampingan ini. Trio menegaskan, pemberian pelatihan dan stimulus saja tidak cukup bagi para pelaku UMKM. Dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan agar mereka bisa berkembang lebih pesat. Oleh karena itu, program ini akan tetap menjadi prioritas utama di tahun 2025 dan 2026.
“Jika hanya diberikan pelatihan dan stimulus saja, para pelaku UMKM akan kesulitan untuk berkembang. Maka, pendampingan yang intensif dan berkelanjutan menjadi kunci untuk mendorong kemajuan UMKM di Kota Malang,” jelas Trio.
Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, menambahkan, program pendampingan UMKM 2024 ini berhasil menarik perhatian banyak pelaku usaha, dengan tercatat sebanyak 758 UMKM yang mendaftarkan diri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 104 UMKM terpilih untuk didampingi secara intensif sepanjang tahun 2024.
“Pendampingan dilakukan dengan menggunakan metode standar BNSP, yang terdiri dari delapan bulan pendampingan dan tiga bulan monitoring,” terangnya.
Menurut Noor Amrullah, perwakilan dari Pendamping UMKM, program ini berhasil mencatatkan prestasi yang membanggakan. Para pelaku UMKM yang terdaftar mengalami peningkatan omset yang luar biasa, dengan rata-rata kenaikan mencapai 545%. Bahkan, ada beberapa UMKM yang mengalami kenaikan omset hingga 1000%.
“Kenaikan omset yang luar biasa ini menjadi bukti nyata bahwa pendampingan yang diberikan memang efektif. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari proses pertumbuhan UMKM di Kota Malang,” kata Amrullah.
Selama program ini, peserta mendapat pelatihan yang beragam, mulai dari pelatihan mindset, BLL (Business Life Learning), BMC (Business Model Canvas), SOP (Standard Operating Procedure), foto produk dan keuangan, hingga legalitas usaha, digital marketing, dan influencer marketing.
“Program ini juga dilengkapi dengan sesi pitching dengan digital marketer dan influencer. Semua pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kinerja UMKM di pasar yang semakin kompetitif,” sebut Amrullah.
Tidak hanya itu, sebagai apresiasi atas kerja keras para UMKM, program ini juga mengadakan kompetisi untuk memilih UMKM terbaik. Sebanyak delapan UMKM terpilih sebagai UMKM dengan progres terbaik, dan lima UMKM terbaik mendapat hadiah total sebesar Rp20 juta. Hadiah tersebut diberikan oleh GENPRO Chapter Kota Malang, yang dikomandoi oleh Aris Rendra. Hadiah ini diharapkan dapat semakin memotivasi pelaku UMKM untuk terus mengembangkan usaha mereka.
Namun, tidak semua hal berjalan mulus dalam program ini. Maslucha, salah satu pendamping UMKM, mengungkapkan tantangan terbesar dalam pendampingan adalah mengubah pola pikir UMKM. Menurutnya, jika mindset para pelaku UMKM tidak dibenahi, maka perbaikan dalam bisnis mereka akan sangat sulit dilakukan. Kejujuran para pelaku usaha juga menjadi faktor penting dalam proses pendampingan.
“Mindset yang benar dan kejujuran tentang kondisi usaha sangat diperlukan agar program pendampingan ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal,” lugas Maslucha.
Program Pendampingan UMKM Kota Malang 2024 telah berlangsung selama sebelas bulan dan berhasil mendampingi 104 UMKM yang tersebar di lima kecamatan di Kota Malang, yakni Klojen, Lowokwaru, Kedungkandang, Blimbing, dan Sukun.
“Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perekonomian UMKM di Kota Malang, serta menjadi model yang dapat diikuti oleh daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya keberhasilan program pendampingan UMKM ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, komunitas pengusaha, dan pelaku usaha mikro dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian lokal.
“Dengan adanya pendampingan yang intensif dan terarah, UMKM di Kota Malang akan semakin siap bersaing di pasar global dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia,” pungkasnya. (04/iKoneksi.com)
Komentar