Permintaan Properti Tahun 2024 Naik di Bali

Berita369 Dilihat

BADUNG, iKoneksi.com – Perkembangan sektor kepariwisataan di Bali tahun 2024 ini berimplikasi terhadap naiknya permintaan pada sektor lain. Salah satunya sektor properti. Dalam rilis survey yang dilakukan BI di Bali per 24 Agustus 2024, permintaan terhadap properti mengalami peningkatan. Hal ini dampak dari aktivitas pariwisata di Bali pada periode high season dan liburan sekolah anak.

Dalam data itu, permintaan akan properti mengalami kenaikan sebesar 5,51 persen. Data yang dirilis BI Bali per 24 Agustus 2024, menunjukkan terjadi juga peningkatan permintaan lapangan usaha properti sebesar 2,16 persen. Peningkatan ini terlihat dari naiknya pembangunan perumahan, hotel dan bangunan lainnya. Terutama di kawasan Badung dan Denpasar sebagai daerah penunjang utama pariwisata.

Imam, salah seorang mandor proyek properti di Badung membenarkannya. Dikatakannya, pembangunan perumahan sebanyak 17 unit yang diawasinya, dimulai dua bulan lalu.
“Hampir puluhan orang tenaga kerja yang bekerja di proyek ini Pak,” ucapnya.

Tentunya ini dapat menjadi sebuah indikator terjadinya peningkatan permintaan properti di Bali yang berimplikasi terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Naiknya permintaan akan hunian, perkantoran, dan hotel, untuk memenuhi fasilitas penunjang kepariwisataan di Bali.

Berdasarkan data Survey Harga Properti Residensial BI pada tahun 2023, pembiayaan properti berasal dari fasilitas KPR sebesar 74,83 persen. Tahun 2024 naik menjadi 76,25 persen dalam skema pembiayaan yang sama. Sisanya berasal dari sektor swasta atau pengembang properti. Untuk pertumbuhan harga properti dari data BI, di Kota Denpasar pada kuartal 1 2024 meningkat 1,48 persen dari tahun 2023 di kuartal yang sama.

I Gede Wahyu Pratama,S.S, manager FO pada salah satu hotel di kawasan Seminyak mengakui. Pada kwartal II tahun 2024, tingkat hunian hotel meningkat dalam kisaran 20-30 persen, dibandingkan kwartal I 2024.
“Harga kamar juga naik dan meningkat kisaran 50-70 persen dari harga normal,” katanya.

Kenaikan itu, imbuhnya, karena terjadinya high session pada sektor pariwisata di triwulan II tahun 2024, berdampak kepada meningkatnya permintaan pembangunan perumahan, hotel dan sarana penunjang lainnya. Kenaikan itu juga membuat penyerapan lapangan usaha di sektor properti. (SadhuGunawani /Koneksi.com)

Komentar