Kabupaten Malang, iKoneksi.com – Selama ini, stigma negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) masih melekat kuat di masyarakat. Mereka sering dipandang sebelah mata dan dianggap tidak mampu menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya. Padahal, berbagai faktor seperti trauma masa lalu, kesulitan ekonomi, hingga kelainan kognitif sejak lahir menjadi penyebab utama kondisi ini. Namun, sebuah inisiatif dari desa Wonorejo, Kabupaten Malang, mencoba mengubah perspektif tersebut.
Di desa ini, terdapat Posyandu Gerdu Sawah, yang selama bertahun-tahun memberikan perhatian khusus kepada eks-ODGJ. Tak sekadar tempat perawatan, posyandu ini menjadi wadah pemberdayaan dan dukungan moral yang sangat berarti bagi mereka. Kini, posyandu tersebut mendapatkan angin segar melalui program bertajuk Piwulang Jati Diri, yang digagas oleh sekelompok anak muda peduli.
Dipimpin oleh Tutik Haryanti, kelompok ini terdiri dari delapan anak muda lainnya, yaitu Andiani Salsa Sabrina, Dimas Bagus Firmandy, Dinda Putri Abadi, Grace Triana Kristianty, Halimatus Sa’diyah, Kuntum Kinanthi, Salsabila Azkia Syaifudin, Nur Izza Vania, dan Vanesa Kusuma Putri. Dengan dukungan dari Pertamina Foundation, Griya Danakirti, dan Universitas Negeri Malang, mereka bekerja sama untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, ketahanan mental, dan pengembangan diri eks-ODGJ di desa Wonorejo.
Misi Utama: Kemandirian dan Pengembangan Diri
Andiani Salsa Sabrina, salah satu anggota Piwulang Jati Diri, menjelaskan program ini dimulai sejak awal November 2024.
“Kami memiliki dua tujuan utama, yaitu meningkatkan kemandirian ekonomi eks-ODGJ dan membantu pengembangan diri mereka,” ujar Salsa.
Ada tiga program utama dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi, yakni:
- Piwulang Re-Branding – Pembaruan identitas merek produk lokal yang dihasilkan eks-ODGJ.
- Piwulang Re-Packaging – Diversifikasi produk serta pelatihan penggunaan media sosial untuk pemasaran.
- Piwulang Re-Positioning – Pelatihan pemasaran dan segmentasi pasar agar produk mereka lebih kompetitif.
“Selain itu, untuk melatih kesehatan mental eks-ODGJ, program Piwulang Bahagia juga diadakan. Program ini bertujuan melatih kemampuan kognitif eks-ODGJ agar mereka lebih percaya diri dan memiliki semangat hidup,” jelas Salsa.
Membangun Harapan Baru
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan membantu eks-ODGJ secara individu, tetapi juga berupaya menghapus stigma yang selama ini menghambat mereka untuk kembali ke masyarakat. Salsa mengungkapkan, rencana ke depan mencakup pengembangan keahlian baru, selain membatik, yang bisa meningkatkan peluang kerja dan kreativitas mereka.
“Kami mencoba mengembangkan produk yang lebih inovatif dan sedang menyusun strategi untuk bekerja sama dengan perusahaan nasional hingga multinasional,” ungkapnya optimis.
Ia juga berharap program ini menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk terjun langsung dalam kegiatan sosial.
“Kami ingin Piwulang Jati Diri menjadi pionir yang membuka jalan bagi komunitas-komunitas baru yang peduli terhadap isu sosial dan mampu menghapus diskriminasi dalam bentuk apa pun,” tegasnya.
Mengatasi Tantangan di Posyandu Gerdu Sawah
Dipilihnya Posyandu Gerdu Sawah sebagai lokasi program bukan tanpa alasan. Posyandu ini memiliki belasan anggota eks-ODGJ yang sangat bergantung pada kegiatan yang diadakan setiap bulan. Namun, belakangan ini posyandu menghadapi tantangan besar, terutama dari segi finansial.
“Masalah pendanaan yang berkelanjutan menghambat keberlangsungan kegiatan di posyandu ini, yang berdampak pada kehidupan para eks-ODGJ di desa Wonorejo,” terang Salsa.
Melalui Piwulang Jati Diri, mereka berupaya menawarkan solusi konkret untuk memastikan posyandu ini tetap berfungsi optimal.
“Kami hadir untuk memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi Posyandu Gerdu Sawah, sekaligus menciptakan harapan baru bagi eks-ODGJ di desa ini,” lugas Salsa.
“Langkah yang dilakukan oleh kelompok Piwulang Jati Diri ini merupakan bukti nyata perubahan bisa dimulai dari kepedulian. Dengan semangat dan kerja keras, mereka membangun jembatan untuk eks-ODGJ agar kembali menjalani hidup yang lebih baik, bermakna, dan dihargai oleh masyarakat luas,” tutup Alumnus UM yang cantik itu. (04/iKoneksi.com)
Komentar