Polisi Tidur di Depan Masjid Al Huda UNMER Malang Picu Kecelakaan

Kota Malang, iKoneksi.com – Keberadaan polisi tidur atau speed bump di Jalan Terusan Dieng, Kecamatan Sukun, Kota Malang, tepatnya di depan Masjid Al Huda, menjadi sorotan. Bukan berfungsi sebagai pengaman lalu lintas, polisi tidur ini justru dianggap membahayakan pengguna jalan. Kondisi yang tidak sesuai standar serta lokasi pemasangan yang strategis, tetapi minim peringatan, memicu kecelakaan di jalan tersebut.

Kondisi Fisik yang Tidak Sesuai Standar

Saat iKoneksi.com meninjau lokasi pada Sabtu (7/12/2024) sore, ditemukan polisi tidur tersebut terdiri dari tiga gundukan aspal dengan ukuran yang cukup tinggi dan jarak antar-gundukan yang terlalu rapat. Lebih parahnya lagi, polisi tidur ini tidak dilengkapi cat penanda, sehingga tampak menyatu dengan warna aspal jalan. Kondisi ini kerap mengecoh pengendara, terutama pada malam hari atau saat pandangan terbatas.

Laka Lantas Akibat Polisi Tidur

Keberadaan polisi tidur ini telah memicu kecelakaan lalu lintas. Salah satu kejadian terjadi pada Minggu siang, melibatkan dua sepeda motor. Korban adalah seorang ibu yang membawa anak kecil dan seorang pengendara perempuan lain. Meski tidak mengalami luka serius, insiden ini cukup mengagetkan warga sekitar. Menurut mahasiswa UNMER, Male kecelakaan terjadi karena pengendara tidak siap menghadapi polisi tidur yang tiba-tiba muncul di lintasan.

Kronologi Kecelakaan Menurut Saksi
Male menjelaskan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.

“Tiba-tiba terdengar suara keras. Sepeda motor yang di depan rem mendadak karena kaget melihat polisi tidur ini, sementara motor di belakangnya tidak sempat mengerem, sehingga tabrakan tidak terhindarkan,” ungkapnya.

“Usai insiden, warga sekitar langsung membantu para korban, yang untungnya hanya mengalami syok tanpa luka serius,” imbuhnya.

Polisi Tidur Baru Dibangun Tanpa Informasi Jelas

Male juga mengungkapkan polisi tidur tersebut baru dibangun sehari sebelumnya, yakni pada Sabtu (7/12/2024) pagi. Namun, tidak ada informasi siapa yang memasangnya. Ia pun mengkritik kondisi polisi tidur yang dianggap terlalu tinggi, jumlahnya berlebihan, dan tidak memiliki cat penanda.

“Dua polisi tidur sebenarnya sudah cukup, asalkan diberi warna terang agar mudah terlihat,” katanya.

Keluhan Pengguna Jalan Lain

Senada dengan Fredi, seorang pengguna jalan yang sering melintasi lokasi tersebut, Yosi juga mengaku terkejut.

“Setiap hari saya lewat sini, tapi hari ini kaget karena tiba-tiba ada polisi tidur. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya,” ujarnya.

Yosi berharap pihak terkait segera memperbaiki kondisi tersebut untuk mencegah kecelakaan lain di masa mendatang.

Pentingnya Keselamatan dan Penataan Jalan

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya standar keselamatan dalam pembangunan fasilitas jalan. Polisi tidur, yang seharusnya menjadi alat pengendali kecepatan, bisa berubah menjadi ancaman jika tidak dipasang dengan benar.

“Kami berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kondisi di Jalan Terusan Dieng, demi keselamatan semua pengguna jalan,” tutup Yosi. (04/iKoneksi.com)

Komentar