Kab Mandailing Natal, iKoneksi.com – Masyarakat Kampung Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, merasa semakin resah akibat kondisi jalan utama yang menjadi akses penghubung ke pasar, sawah, dan kebun mereka yang telah rusak selama puluhan tahun. Tidak pernah tersentuh perbaikan dari pemerintah ataupun pihak terkait, jalan ini kini semakin parah. Tak ingin terus menunggu janji yang tak pasti, warga pun berinisiatif melakukan gotong royong untuk menambal jalan yang rusak agar lebih aman dilalui dan menghindari kecelakaan.
Kondisi jalan yang memburuk ini dirasakan langsung oleh berbagai kalangan, mulai dari pengemudi angkot, guru, petani, hingga pedagang. Aswar, seorang supir angkot 03 yang melayani rute Pastap Julu, mengungkapkan longsor yang terjadi beberapa waktu lalu telah mengikis hampir setengah badan jalan utama. Akibatnya, ia dan rekan-rekannya harus mengurangi muatan saat melewati titik longsor demi keselamatan.
“Kadang kami harus menurunkan penumpang dulu, lewat perlahan, baru setelah itu mereka naik lagi di sisi yang lebih aman,” ujarnya.
Dampak buruk jalan rusak ini juga dirasakan oleh Bahrein, seorang guru PPPK di SDN Kampung Pastap Julu yang berasal dari Kampung Laru Bolak. Ia terpaksa berangkat lebih awal setiap hari karena kondisi jalan yang tak memungkinkan untuk berkendara dengan cepat.
“Kalau shock breaker sepeda motor sudah rusak, makin sulit lewat. Pernah saya bawa pesanan telur itik 10 butir, gara-gara jalan rusak, dua pecah di perjalanan,” keluhnya.
Bagi warga yang menggantungkan hidup dari hasil kebun, kondisi ini semakin menyulitkan. Marwan Matondang, yang sehari-hari menjual durian dan manggis, berharap agar jalan ini segera dibangun agar mereka tidak lagi kesulitan membawa hasil panen.
“Kalau jalannya bagus, kami tak perlu capek menjaga keseimbangan motor atau memilih-milih jalan supaya barang tidak jatuh atau tumpah,” ungkapnya.
Tidak hanya warga yang kesulitan mengangkut hasil panen, Rahmat, seorang juragan hasil kebun dari Kampung Muara Mais yang rutin mengambil panen warga di wilayah Tapian Aek Mais, juga merasa dirugikan. Ia menegaskan infrastruktur jalan yang layak akan meningkatkan harga jual hasil panen masyarakat. Pernyataan ini didukung oleh Muas Nasution, warga Pastap Julu, yang mengatakan bahwa jika akses jalan lebih baik, lebih banyak toke akan datang sehingga harga hasil panen bisa bersaing.
“Kalau harga tinggi, masyarakat lebih sejahtera. Bahkan, masalah sosial seperti stunting dan pencurian bisa berkurang,” tuturnya.
Gotong royong yang dilakukan masyarakat ini bukan sekadar usaha memperbaiki jalan, tetapi juga bentuk kritik keras terhadap pemerintah yang selama puluhan tahun tidak memberikan perhatian terhadap akses utama mereka. Warga mulai kehilangan harapan karena berbagai upaya, mulai dari permohonan kepada pemerintah daerah hingga melalui jalur legislatif, belum membuahkan hasil
“Kami sudah sering mengajukan permohonan, baik ke DPRD maupun langsung ke bupati, tapi tetap tidak ada kejelasan. Kalau terus menunggu, entah sampai kapan jalan ini diperbaiki. Jadi, daripada menunggu tanpa kepastian, kami perbaiki sendiri sebisa kami,” jelas Muas dengan nada kecewa.
Jalan yang baik bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menyangkut kesejahteraan masyarakat. Dengan akses yang layak, mobilitas warga akan lebih mudah, harga hasil panen meningkat, dan perekonomian berkembang.
“Namun hingga kini, warga masih bertanya-tanya, apakah pemerintah akan segera bertindak, atau mereka harus terus berjuang sendiri tanpa harapan?,” pungkas Muas. (04/iKoneksi.com)