banner 728x250

Rumah Baca Pelita Bangsa Gencarkan Advokasi Anak

  • Bagikan
banner 468x60

Kab Simalungun, iKoneksi.com – Rumah Baca Pelita Bangsa kembali menunjukkan komitmennya dalam mendidik generasi muda lewat sebuah pelatihan yang sarat nilai perjuangan sosial. Sabtu, (12/4/2025), puluhan volunteer berkumpul dalam kegiatan bertajuk Dasar Advokasi Anak, yang dipandu langsung oleh seorang advokat berpengalaman, Hendra Sinurat.

Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sebuah langkah nyata untuk memperkuat kapasitas para relawan dalam mendampingi anak-anak. Rumah Baca Pelita Bangsa, sebagai lembaga nonformal yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan karakter anak, melihat bahwa advokasi bukan hanya milik lembaga hukum atau organisasi besar. Dalam praktik sehari-hari, para pengajar terutama relawan juga harus memiliki kemampuan membela dan menyuarakan hak-hak anak, baik di dalam rumah baca maupun di lingkungan sekitarnya.

Urgensi Advokasi dalam Pendidikan Anak

Hendra Sinurat membuka sesi pelatihan dengan memaparkan pentingnya advokasi di lingkungan pendidikan nonformal. Menurutnya, dunia anak-anak tidak lepas dari persoalan yang memerlukan keberanian dan kepekaan untuk dibela.

“Advokasi bukan semata soal hukum. Ini soal bagaimana kita hadir, mendengar, dan berjuang untuk anak-anak yang haknya belum sepenuhnya dipenuhi,” tegas Hendra.

Ia menyebutkan strategi utama dalam mengadvokasi anak adalah pengorganisiran yang rapi, riset mendalam, serta penanganan kasus berbasis pemahaman dan empati. Hal inilah yang kemudian menjadi titik bahasan diskusi yang sangat interaktif antara narasumber dan para volunteer.

“Diskusi pun mengalir dinamis. Para volunteer, yang sehari-hari bersentuhan langsung dengan anak-anak di Rumah Baca Pelita Bangsa, menyampaikan berbagai pengalaman nyata yang pernah mereka hadapi. Mulai dari kasus kekerasan verbal, keterlantaran, hingga diskriminasi pendidikan. Pelatihan ini memberikan ruang aman bagi para relawan untuk belajar menghadapi masalah-masalah tersebut dengan pendekatan yang strategis, namun tetap manusiawi,” ungkap Hendra.

Volunteer: Pengajar Sekaligus Pembela Hak Anak

Hendra tak henti-hentinya mengapresiasi peran para volunteer yang, menurutnya, sudah lebih dari sekadar relawan. Mereka adalah penggerak, pendamping, sekaligus pengadvokasi bagi anak-anak yang mereka dampingi.

“Menjadi volunteer di rumah baca bukan hanya soal mengajar, tapi juga soal memiliki beban moral dan tanggung jawab untuk memperjuangkan kehidupan anak-anak yang lebih baik. Dan itu tidak bisa dilakukan oleh orang-orang apatis,” kata Hendra penuh semangat.

Ia menegaskan dedikasi relawan di Rumah Baca Pelita Bangsa adalah contoh nyata dari tindakan sosial yang berorientasi pada kepedulian, bukan materi.

“Ini panggilan jiwa. Tidak semua orang bisa melakukannya,” lugasnya.

Menjadi Manusia Merdeka dalam Dunia Pendidikan

Octavia Sihotang, selaku moderator dalam diskusi tersebut, memperkuat pesan Hendra dengan pernyataan yang menyentuh. Ia menekankan bahwa menjadi relawan bukan hanya tentang mentransfer ilmu, tetapi juga tentang mendengar lebih dalam dan melihat lebih jauh.

“Kita bukan hanya guru, kita juga adalah pendengar, pengamat, dan pembela. Banyak hal yang tidak terlihat di sekolah, tapi sangat terasa di rumah baca. Di sinilah peran kita semakin dibutuhkan,” ujar Octavia.

Ia berharap ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini dapat langsung diimplementasikan oleh para volunteer, agar semakin banyak anak-anak yang mendapatkan perlindungan dan pendidikan yang layak. Di akhir diskusi, Octavia mengutip pernyataan ikonik dari aktivis Soe Hok Gie: Hanya ada dua pilihan; menjadi apatis atau mengikuti arus. Tapi aku memilih menjadi manusia merdeka. Sebuah kutipan yang diyakini menggambarkan semangat para relawan Rumah Baca Pelita Bangsa.

Pesan dari Sang Pendiri: Jangan Pernah Lelah Melangkah

Menutup kegiatan ini, Francius Sipayung selaku pendiri Rumah Baca Pelita Bangsa, menyampaikan harapan besarnya kepada seluruh volunteer. Ia meyakini bahwa dengan semangat gotong royong dan nilai-nilai perjuangan untuk pendidikan anak, rumah baca semacam ini akan terus tumbuh di banyak tempat.

“Selama kita berjalan dengan prinsip dan nilai yang sama, akan selalu ada jalan untuk mendukung setiap langkah kita. Rumah Baca Pelita Bangsa akan terus hadir, karena anak-anak kita berhak untuk bermimpi lebih besar,” pungkas Francius. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *