Jakarta, iKoneksi.com – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid secara resmi mencopot Prabu Revolusi dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal Kementerian Komdigi. Keputusan tersebut diumumkan dalam konferensi pers pada Senin (25/11/2024), dengan alasan evaluasi kinerja yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir.
Sebagai pengganti sementara, Meutya Hafid menunjuk Molly Prabawaty sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Komdigi. Molly, yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yang sekarang disebut Kemenkomdigi, diharapkan mampu membawa arah baru dalam memimpin kementerian yang semakin strategis di era digital ini.
“Iya, benar. Berdasarkan Surat Perintah Pelaksana Tugas Nomor 2186/M.KOMDIGI/KP.01.06/11/2024 yang ditandatangani oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Viada Hafid, pada 25 November 2024, saya telah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM),” ungkap Molly.
Ia membeberkan jabatan Dirjen KPM ini sebelumnya diemban oleh Prabu Revolusi, yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP). Perubahan nama jabatan tersebut ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 174 Tahun 2024 tentang Kementerian Komunikasi dan Digital yang disahkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 5 November 2024.
“Selain menunjuk Molly sebagai Plt Dirjen KPM, saya juga menunjuk sejumlah pejabat baru di lingkup Kementerian Komunikasi dan Digital, termasuk Brigjen Pol Alexander Sabar sebagai Plt Dirjen Pengawasan Ruang Digital, Wayan Toni Supriyanto sebagai Plt Dirjen Ekosistem Digital, dan Ismail sebagai Plt Dirjen Infrastruktur Digital,” terang Meutya.
Fokus pada Transformasi Digital
Meutya menyebut keputusan ini diambil untuk mempercepat pelaksanaan program strategis kementerian, khususnya di sektor transformasi digital.
“Kami membutuhkan pemimpin yang tidak hanya visioner, tetapi juga mampu mengeksekusi kebijakan dengan cepat dan tepat. Molly memiliki rekam jejak yang baik dalam mendorong implementasi infrastruktur digital,” ujar Meutya.
Transformasi digital menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Komdigi, terutama dalam upaya memperluas akses internet hingga ke daerah terpencil, meningkatkan keamanan siber, dan mengoptimalkan layanan digital pemerintah.
Rekam Jejak Molly Prabawaty
Molly Prabawaty bukan nama baru di dunia teknologi dan digital. Molly Prabawaty meraih gelar sarjana Ilmu Politik dari Universitas Indonesia pada 1996. Ia melanjutkan pendidikan magister di bidang Administrasi Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia, yang diselesaikannya pada 2007.
Sebagai aparatur sipil negara berpangkat IV/C atau Pembina Utama Muda, Molly telah menempati sejumlah posisi strategis. Ia pernah menjabat sebagai Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas di Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 2022-2023. Di posisi sebelumnya, Molly juga menjabat sebagai Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan, dengan fokus pada pengembangan program literasi, inovasi, serta pelestarian budaya.
Saat ini, Molly bertugas sebagai Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa di Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang kini dikenal sebagai Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi). Ia dikenal sebagai figur inovatif dan telah menerima berbagai penghargaan, seperti penghargaan sebagai bagian dari Tim Penilai Innovation Government Award pada 2022 dan 2023, serta Satya Lancana Karya Satya XX Tahun atas dedikasinya selama lebih dari dua dekade dalam pelayanan publik.
Molly juga aktif mengikuti seminar dan kongres, seperti Gelar Karya Revolusi Mental dengan tema Kepeloporan Generasi Digital Menyongsong Indonesia Maju serta Kongres Bahasa Jawa VII. Selama bertugas, ia telah menangani berbagai proyek penting, termasuk pembahasan Rancangan Undang-Undang Bahasa Daerah serta penerbitan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Fon dan Tata Letak Papan Tombol Aksara Jawa, Sunda, Bali, Pegon, dan Kawi.
Evaluasi Kinerja Prabu Revolusi
Meski tidak secara gamblang menjelaskan alasan pencopotan Prabu Revolusi, narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan Meutya Hafid sebagai bagian dari penyegaran organisasi dan dikarenakan adanya kebocoran data.
“Kami menghargai kontribusi yang telah diberikan, namun dalam dinamika organisasi, terkadang perlu dilakukan rotasi untuk menyegarkan kinerja,” jelasnya sambil menirukan gaya bicara Meutya.
Prabu Revolusi sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait pencopotannya. Namun, sejumlah pihak menilai langkah ini sebagai sinyal dari Meutya Hafid untuk memperkuat timnya dalam menghadapi tantangan besar di eradigital.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Penunjukan Molly Prabawaty mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk kalangan industri teknologi.
“Molly adalah sosok yang memiliki wawasan mendalam di bidang digital. Kami optimistis, di bawah kepemimpinannya, Kementerian Komdigi akan semakin progresif,” ujar pengamat Teknologi Digital Indonesia, Badrus. (04/iKoneksi.com)
Komentar