Kota Malang, iKoneksi.com – Untuk menjangkau wilayah yang sulit dijangkau transportasi umum, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang merancang pengadaan layanan transportasi publik melalui skema Buy The Service (BTS). Langkah ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi yang terjangkau, nyaman, dan efisien.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengungkapkan layanan ini dirancang untuk mendukung mobilitas warga di wilayah dengan minim akses transportasi umum.
“BTS menjadi solusi efektif untuk menghubungkan wilayah-wilayah tertentu dengan pusat kota, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam aktivitas sehari-hari,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui Whatsapp, Sabtu (30/11/2024)
Menurut sosok yang akrab disapa Jaya, rencana ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah mendukung pengurangan penggunaan kendaraan pribadi yang menjadi salah satu penyebab kemacetan di Kota Malang.
“Dishub tengah melakukan pemetaan wilayah prioritas yang membutuhkan layanan BTS, seperti daerah perbatasan kota dan wilayah dengan permukiman padat penduduk,” terang Jaya.
Secara administrasi, rencana pengadaan layanan transportasi BTS (Buy The Service) telah diajukan ke Kementerian Perhubungan. “Proposalnya sudah kami sampaikan ke kementerian. Namun, kami juga diminta untuk mencari solusi pendanaan yang tidak sepenuhnya bergantung pada APBN. Salah satu opsinya adalah memanfaatkan CSR atau bekerja sama dengan pihak swasta untuk mendukung pendanaan program ini,” jelas Jaya, sapaan akrabnya.
Fokus pada Pelayanan dan Kenyamanan
Transportasi publik BTS ini akan beroperasi dengan armada modern yang dilengkapi fasilitas ramah lingkungan serta sistem pembayaran berbasis elektronik. Sistem ini dinilai lebih transparan dan memudahkan pengguna.
“Kami ingin memastikan layanan ini memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat,” jelas Jaya.
Dukungan dari Masyarakat
Rencana ini disambut baik oleh masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah sulit akses. Warga kawasan Sawojajar, Sari menyatakan kehadiran BTS akan membantu aktivitas sehari-hari.
“Kalau ada transportasi umum yang mudah diakses, pasti akan sangat membantu kami, terutama untuk ke sekolah atau bekerja,” katanya.
Rute Dan Jam Operasional BTS
Jaya juga mengungkapkan layanan BTS dirancang untuk menjangkau wilayah yang selama ini sulit diakses angkutan umum, seperti perkampungan dan area mahasiswa. Rute awal yang telah direncanakan mencakup enam lokasi utama, termasuk kawasan Sawojajar dan daerah terpencil lainnya.
“Di Sawojajar, misalnya, saat ini angkutan umum hanya tersedia di jalan-jalan utama seperti Jalan Danau Toba. Sedangkan wilayah lebih dalam, seperti Jalan Danau Maninjau, belum terjangkau. Akibatnya, banyak masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi,” beber Jaya.
Jaya membeberkan perencanaan waktu operasional yang dilakukan dimulai kira-kira dari jam 07.00- 18.00 WIB
“Untuk pelaksanaanya masih belum ada waktu pasti namun akan dimulai dari pagi hingga sore,” sebut Jaya.
Anggaran BTS
Untuk operasional BTS, anggaran diproyeksikan mencapai Rp 10 miliar per tahun. Anggaran tersebut mencakup biaya bahan bakar, gaji pengemudi, dan pemeliharaan armada. Pada tahap awal, jumlah armada direncanakan tidak lebih dari 25 unit.
“Di negara maju, layanan seperti ini biasanya mendapat subsidi penuh dari pemerintah. Di tahun pertama, penumpang bisa menikmati layanan gratis. Tahun berikutnya, tarif bisa disubsidi, misalnya dari Rp 5.000 menjadi Rp 1.000 saja,” terang Jaya.
Meski demikian, Jaya menegaskan bahwa rencana ini belum dapat direalisasikan pada tahun anggaran 2025.
“Beberapa prioritas lain masih harus diselesaikan, sehingga implementasi BTS kemungkinan baru bisa dimulai setelah strategi pendanaan yang optimal berhasil disusun,” tandas Jaya. (04/iKoneksi.com)
Komentar