banner 728x250

Serangan Rusia di Hari Suci Picu Kecaman Internasional

  • Bagikan
banner 468x60

Sumy, iKoneksi.com – Dunia kembali dibuat terkejut oleh serangan brutal Rusia di Sumy, Ukraina, yang terjadi pada hari Minggu Palma hari yang penuh makna bagi umat Kristiani menjelang Paskah. Serangan ini tidak hanya menewaskan warga sipil yang tidak berdosa, tetapi juga memicu gelombang kecaman dari berbagai pemimpin dunia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dengan nada tegas dan emosional, menyerukan respons keras dari komunitas internasional terhadap tindakan yang disebutnya sebagai kebiadaban yang tak termaafkan.

“Hanya bajingan yang bisa melakukan hal seperti ini—mengambil nyawa orang biasa di hari suci, saat mereka sedang menjalankan ibadah,” tegas Zelenskiy dalam pernyataan publiknya, yang langsung menyita perhatian dunia.

Kecaman Keras dari Pemimpin Dunia

Zelenskiy tidak sendiri dalam mengutuk serangan tersebut. Sejumlah pemimpin dunia, termasuk dari Inggris, Jerman, dan Italia, menyampaikan kemarahan mereka. Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai serangan ini sebagai peringatan penting bahwa perang tidak bisa dibiarkan terus berlarut. Ia mendesak dunia untuk segera mendorong gencatan senjata terhadap Rusia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menyampaikan penilaian tajam terhadap Presiden Vladimir Putin. Ia menyebut serangan ini merupakan bentuk penghinaan terhadap itikad baik yang coba dibangun oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam upaya mengakhiri perang.

“Putin sedang mengejek niat baik pemerintahan Trump. Ini tamparan langsung kepada setiap upaya diplomatik yang sedang dibangun,” kata Sikorski.

Trump Angkat Bicara, Kremlin Menolak Bertanggung Jawab

Presiden Donald Trump sendiri, ketika dimintai tanggapan atas serangan mematikan tersebut, menyatakan itu adalah hal yang mengerikan. Namun komentarnya memunculkan tanda tanya besar.

“Itu hal yang mengerikan, saya diberi tahu bahwa mereka melakukan kesalahan. Tapi saya pikir itu sungguh mengerikan,” ucap Trump tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pernyataan Trump tentang kesalahan langsung menimbulkan polemik. Banyak yang mempertanyakan apakah komentar itu mengindikasikan bahwa Washington mengetahui sesuatu yang belum diumumkan secara publik, atau sekadar spekulasi yang belum diverifikasi.

Kremlin pun tak tinggal diam. Ketika dimintai tanggapan mengenai komentar Trump, juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, menolak memberikan klarifikasi.

“Kami tidak mengomentari jalannya operasi militer. Itu adalah wewenang Kementerian Pertahanan,” tuturnya.

Namun, Peskov tetap mempertahankan narasi lama yang telah berulang kali diklaim oleh Moskow.

“Militer kami hanya menyerang target militer atau target yang berdekatan secara militer,” tegasnya, meski fakta di lapangan menunjukkan hal sebaliknya.

Korban Sipil Terus Bertambah

Sebuah laporan dari misi pemantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sejak awal invasi pada tahun 2022 hingga Februari 2025, setidaknya 12.654 warga sipil Ukraina telah tewas dan lebih dari 29.000 lainnya luka-luka. Serangan di Sumy, yang menyebabkan kematian dan luka parah di kalangan warga sipil, termasuk anak-anak dan orang tua, menambah deretan panjang tragedi kemanusiaan akibat konflik ini.

Ukraina Serukan Aksi, Bukan Sekadar Kecaman

Andriy Yermak, Kepala Staf Presiden Ukraina, menyatakan bahwa Rusia saat ini sedang menjalankan strategi untuk membunuh sebanyak mungkin warga sipil. Ia juga menegaskan Ukraina telah mengirimkan informasi rinci mengenai serangan ini ke seluruh mitra internasional dan lembaga global, sebagai bagian dari upaya membawa Rusia ke pengadilan internasional.

“Ini bukan hanya pelanggaran hukum perang. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kami tidak akan berhenti sampai para pelaku diadili,” tegas Menteri Luar Negeri Ukraina, Sybiha.

Diamnya Moskow, Gelombang Tekanan Meningkat

Sampai berita ini diturunkan, Kementerian Luar Negeri Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas serangan di Sumy, meskipun telah dihubungi oleh berbagai media internasional, termasuk Reuters. Namun satu hal yang pasti, serangan ini menjadi titik balik. Dunia tidak lagi bisa sekadar mengecam. Seruan untuk bertindak, memberikan sanksi lebih keras, hingga mendorong proses hukum internasional terhadap kejahatan perang semakin menguat. Dan Ukraina, yang berkabung atas nyawa warganya, terus berdiri tegak di garis depan untuk menuntut keadilan.

Konflik di Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Tapi serangan di Sumy telah membangkitkan kembali kesadaran global: bahwa dalam perang ini, yang jadi korban bukan hanya tentara, tetapi jutaan manusia biasa yang hidupnya direnggut begitu saja. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *