Kota Mojokerto, iKoneksi.com – Pemerintah Kota Mojokerto melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) terus menggencarkan upaya pemberantasan narkotika dengan melibatkan berbagai pihak dalam sinergi pentahelix. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembentukan Tim Asesmen Terpadu (TAT), 6 unit Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), dan 8 Kelurahan Bersinar (Bersih Narkoba) yang tersebar di seluruh kota. Selain itu, BNN Mojokerto juga menjalin 43 MOU dan PKS dengan sektor pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, guna memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba.
Kepala BNN Kota Mojokerto, Agus Sutanto, dalam press rilis yang digelar pada Selasa (24/12/2024), mengungkapkan berbagai inisiatif ini terbukti efektif menekan tindak kejahatan narkotika. Pada tahun 2024, BNN berhasil mengungkap satu kasus jaringan peredaran gelap narkoba, dengan 4 tersangka dan barang bukti berupa sabu seberat 10 gram serta 3 butir ekstasi. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023.
“Upaya bersama dengan seluruh stakeholder terkait telah berhasil menekan peredaran narkotika di Kota Mojokerto, terbukti dari menurunnya jumlah kasus yang terungkap,” ujar Agus.
Tim Asesmen Terpadu (TAT) memiliki peran penting dalam menganalisis status para tersangka, apakah mereka termasuk korban penyalahgunaan narkotika, pengguna, pecandu, atau bagian dari jaringan peredaran narkoba. Selain itu, BNN juga memberikan kemudahan akses rehabilitasi melalui pembentukan 6 unit IBM di masyarakat yang hingga 2024 telah melayani 21 klien.
“Pentingnya kolaborasi dengan masyarakat semakin terlihat dengan adanya 8 Kelurahan Bersinar, yang berhasil menurunkan status kerawanan narkoba di wilayah tersebut. Program ini sejalan dengan prioritas nasional, seperti Intervensi Ketahanan Keluarga Anti Narkoba dan Pembentukan Remaja Teman Sebaya, yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bahaya narkoba,” ucap Agus.
Agus menyebutkan BNN Kota Mojokerto juga melakukan deteksi dini penyalahgunaan narkoba dengan tes urin, yang telah dilaksanakan sebanyak 26 kali dengan melibatkan 1.494 peserta dari lingkungan pemerintah, dunia usaha, dan pendidikan.
“Selain itu, upaya publikasi P4GN semakin diperkuat dengan 5 kali podcast yang bekerja sama dengan berbagai sekolah, kampus, dan instansi pemerintah,” jelas Agus.
Agus menegaskan keberhasilan ini tidak hanya datang dari upaya BNN, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah.
“Sinergi ini menjadi kunci untuk memutus rantai peredaran narkoba dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari penyalahgunaan narkotika,” tandas Agus. (04/iKoneksi.com)
Komentar