Smart City di Kota Kecil, Akademisi UM: Peningkatan PAD

Kota Malang, iKoneksi.com – Konsep smart city selama ini identik dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Denpasar. Namun, apakah program ini juga dapat diterapkan di kota-kota kecil seperti Tebing Tinggi dan Mojokerto?

Prof. Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si, akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang, menegaskan bahwa ukuran kota bukanlah penghalang dalam penerapan konsep smart city. Menurutnya, yang lebih penting adalah kesiapan infrastruktur teknologi dan kebijakan pemerintah daerah.

“Skala ekonomi di setiap daerah memang berbeda, tetapi yang paling menentukan adalah keberadaan sarana dan prasarana teknologi yang memadai. Hal ini menjadi kunci dalam meningkatkan pelayanan publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif,” ungkapnya.

Penerapan smart city diyakini dapat memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi, hingga administrasi dan perizinan. Dengan akses yang lebih baik terhadap layanan publik, masyarakat di kota kecil pun dapat lebih aktif dalam membangun perekonomian lokal.

“Ketika kita berbicara tentang ekonomi kreatif, ini tidak selalu terkait dengan sektor modern. Justru, sektor tradisional berbasis kearifan lokal, seperti pemanfaatan hasil alam dari pegunungan, laut, maupun hutan, dapat dieksplorasi lebih optimal dengan dukungan teknologi melalui program smart city,” kata Mukhlis.

Menurutnya, setiap kota memiliki potensi untuk menerapkan konsep smart city, tergantung pada kebijakan dan kesiapan pemerintah daerah dalam memfasilitasi warganya.

“Ini sudah menjadi eranya. Daerah yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik akan memiliki daya saing lebih tinggi. Akses yang lebih mudah ke layanan publik dan peluang ekonomi yang lebih besar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh kota kecil dalam mengembangkan smart city adalah dengan membangun pusat-pusat inovasi atau creative center. Keberadaan ruang kreatif ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menciptakan dan mengembangkan produk berbasis teknologi serta ekonomi kreatif.

“Generasi milenial sangat akrab dengan teknologi. Mereka memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis pada kearifan lokal dan kekayaan alam daerahnya,” tegasnya.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat serta penyediaan infrastruktur digital yang memadai, kota-kota kecil seperti Tebing Tinggi dan Mojokerto berpotensi untuk menjadi bagian dari jaringan smart city di Indonesia. Pemanfaatan teknologi bukan hanya akan mempermudah akses layanan publik tetapi juga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kini, pertanyaannya adalah: apakah pemerintah daerah siap mengambil langkah besar ini? Jika iya, maka smart city bukan lagi sekadar wacana, melainkan masa depan yang bisa segera terwujud, bahkan di kota-kota kecil sekalipun,” tutup Mukhlis. (04/iKoneksi.com)

Komentar