Kota Malang, iKoneksi.com – Pakar kebencanaan dari Universitas Brawijaya (UB), Prof. Adi Susilo, mengimbau warga Malang dan Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga 5 Februari 2025.
Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda yang mencatat adanya potensi hujan lebat, angin kencang, dan fenomena atmosfer berbahaya. Beberapa faktor pemicunya meliputi puncak musim hujan, aktifnya Monsun Asia, suhu muka laut yang hangat, serta pengaruh fenomena MJO dan gelombang atmosfer Equatorial Rossby.
“Ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi menyangkut keselamatan nyawa. Hujan lebat dapat memicu banjir dan banjir bandang, terutama di sepanjang Sungai Brantas,” ujar Adi dalam keterangannya kepada iKoneksi.com, Jumat (30/1/2025).
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor.
“Kita tidak harus terus berada di dalam rumah, tetapi setiap kali keluar harus siap dengan peringatan dan protokol keselamatan yang telah ditetapkan,” sebutnya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya pemantauan kondisi sekitar, terutama pohon-pohon yang rapuh, untuk mencegah kerusakan lebih besar akibat angin kencang. Adi juga mengajak seluruh pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, untuk selalu memantau informasi dari BMKG dan mengikuti instruksi resmi.
“Ada empat langkah penting yang perlu diperhatikan: pertama, pantau informasi cuaca terkini. Kedua, ikuti protokol keselamatan. Ketiga, siapkan perlengkapan darurat seperti senter, baterai cadangan, dan obat-obatan. Keempat, periksa dan pangkas pohon di wilayah rawan untuk mencegah potensi bahaya,” jelasnya.
Dengan kesiapsiagaan yang lebih baik, Adi berharap masyarakat dapat meminimalkan risiko dan dampak dari cuaca ekstrem.
“Mengikuti petunjuk BMKG dan instansi terkait adalah langkah penting untuk mengurangi potensi bencana,” pungkasnya. (04/iKoneksi.com)
Komentar