Kota Malang, iKoneksi.com – Insiden peretasan akun WhatsApp kembali memakan korban. Kali ini, korbannya adalah Anggota DPRD Kota Malang sekaligus Ketua Kadin Kota Malang, Djoko Prihatin. Aplikasi WhatsApp milik Djoko diketahui diretas sejak Selasa pagi, (29/4/2025), sekitar pukul 07.00 WIB.
Dalam hitungan jam setelah peretasan, pelaku langsung melancarkan aksinya. Menggunakan akun WhatsApp Djoko, pelaku menghubungi sekitar 30 orang dari daftar kontaknya. Modusnya sederhana namun sangat merugikan: meminta transfer sejumlah uang ke rekening Bank BRI atas nama Hasbi Maulana.
Modus Penipuan: Transfer Ke Rekening Asing
Pelaku berpura-pura menjadi Djoko dan mengirimkan pesan pribadi kepada sejumlah kenalan, rekan bisnis, serta kolega di Kota Malang. Dalam pesan tersebut, pelaku mengarang alasan mendesak yang mengharuskan mereka mentransfer uang segera.
Nominal uang yang diminta bervariasi, berkisar antara Rp2.000.000 hingga Rp4.000.000 per orang. Ada yang diminta Rp2 juta, ada pula yang diminta hingga Rp4 juta, tergantung bagaimana pelaku membangun cerita kepada masing-masing target.
Beberapa orang sempat terperdaya dan mengirimkan uang ke nomor rekening yang diberikan, sebelum akhirnya sadar bahwa mereka telah menjadi korban penipuan.
Djoko Prihatin: Saya Tidak Pernah Minta Uang!
Saat dikonfirmasi, Ketua KADIN Kota Malang sekaligus anggota DPRD Kota Malang, Djoko Prihatin menyatakan kaget sekaligus geram atas peretasan yang terjadi. Ia menegaskan tidak pernah meminta uang kepada siapa pun, apalagi melalui WhatsApp.
“Saya benar-benar tidak tahu menahu soal permintaan uang itu. Tiba-tiba banyak teman dan kolega menghubungi saya, menanyakan soal transfer. Ini murni penipuan, akun WhatsApp saya diretas sejak pagi,” jelas Djoko dengan nada kesal.
Ia pun segera mengumumkan kepada seluruh rekan dan masyarakat luas agar waspada dan tidak menanggapi permintaan apapun yang berasal dari akun WhatsApp miliknya hingga masalah ini diselesaikan.
Langkah Cepat: Lapor ke Kepolisian dan Blokir Akun
Tidak tinggal diam, Djoko segera mengambil langkah cepat. Ia langsung melaporkan kasus ini ke Polresta Malang Kota. Selain itu, ia juga berupaya untuk memblokir sementara nomor WhatsApp-nya dengan cara meminta kepada seluruh kolega dan kerabatnya untuk melaporkan WhatsApp itu agar mencegah pelaku memperdaya lebih banyak orang. Pihak kepolisian saat ini tengah menelusuri jejak digital pelaku, termasuk menelusuri nama rekening Hasbi Maulana yang digunakan dalam aksi penipuan ini.
“Kami berharap pelaku segera terungkap. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan, karena selain merugikan banyak orang, juga merusak nama baik korban peretasan,” kata Djoko.
“Agar tidak ada yang tertipu kembali saya juga meminta ke XL Center agar memblokir nomorny itu,” sambungnya.
Pesan Penting: Masyarakat Harus Waspada
Kasus peretasan akun WhatsApp pejabat publik ini menjadi peringatan keras bagi seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati. Modus penipuan lewat aplikasi pesan instan semakin beragam, dan sasarannya kini bukan hanya masyarakat umum, tapi juga figur-figur penting.
Pakar keamanan digital, David Oswald, mengingatkan, jika menerima permintaan uang dari kontak pribadi sekalipun, penting untuk melakukan verifikasi dua arah, misalnya dengan menelepon langsung orang tersebut atau bertanya melalui media komunikasi lain.
“Selain itu, penggunaan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah (two-step verification) pada WhatsApp menjadi hal yang wajib untuk mencegah akun diretas,” ungkap David.
Jangan Jadi Korban Berikutnya
Djoko berharap insiden ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Ia menekankan pentingnya edukasi digital dan kesadaran untuk tidak sembarangan mengirimkan uang hanya berdasarkan pesan teks, apalagi tanpa verifikasi.
“Saya imbau kepada semua warga, mohon tetap waspada. Jika ada yang mengaku saya dan meminta uang, tolong jangan ditanggapi. Lebih baik langsung klarifikasi kepada saya atau pihak terkait,” tutup Djoko. (04/iKoneksi.com)