Kab Malang, iKoneksi.com – Dalam semangat memperkuat nilai-nilai kebangsaan, Barisan Penegak Nasionalisme menggelar acara halal bihalal dan sarasehan bertajuk Rediscovery Our Movement. Acara ini diselenggarakan pada Ahad, (27/4/2025), di Angkringan Pawon Joglo Simbah, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, dengan dihadiri berbagai elemen nasionalis dari seluruh Jawa Timur.
Menghadirkan Barisan Nasionalis dari Berbagai Daerah
Kegiatan ini diikuti oleh tujuh perwakilan dari setiap kabupaten/kota di Jawa Timur. Hadir pula kader GMNI se-Jawa Timur, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Deny Wicaksono, Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Timur A. Warits, sejumlah akademisi, hingga jurnalis. Momentum ini menjadi ajang konsolidasi yang tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga membangkitkan kembali semangat gerakan nasionalisme dalam menghadapi tantangan bangsa.
Suasana hangat terasa sejak awal acara. Para peserta datang dengan semangat tinggi, membawa harapan untuk memperkuat kembali akar gerakan nasionalis di tengah dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang semakin kompleks.
Sarasehan: Menemukan Kembali Esensi Gerakan
Dalam sesi sarasehan, empat pembicara kompeten di bidangnya tampil memberikan pemaparan yang menggugah semangat peserta. Mereka adalah dr. Subagyo (Ketua PA GMNI Kota Malang), Prof. Sri Setyadji, Prof. Harjono, dan Deny Wicaksono (Ketua PA GMNI Jawa Timur sekaligus Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur), serta tokoh nasionalis Bambang Budiono.
Ketua PA GMNI Kota Malang, dr. Subagyo dalam pemaparannya mengibaratkan sistem negara seperti tubuh manusia.
“Ibarat tubuh manusia yang memiliki sistem organ yang tidak bisa bekerja secara baik, maka tubuh tersebut adalah tubuh yang sakit. Sama halnya dengan negara. Bila organ-organ negara tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka negara itu mengalami sakit kronis. Oleh karena itu, diperlukan gerakan sebagai obat untuk menyembuhkannya,” kata Subagyo.
Penjelasan Subagyo ini disambut antusias oleh para peserta, membuka mata tentang pentingnya merawat tubuh negara melalui gerakan nasionalis yang kuat dan terorganisasi.
Dorongan Menuju Swasembada dan Persatuan Nasional
Sementara itu, Prof. Sri Setyadji menyampaikan urgensi peran Barisan Penegak Nasionalisme di masa mendatang. Ia menyoroti berbagai tantangan global, termasuk krisis pangan, yang harus dihadapi dengan solusi berbasis gerakan kerakyatan.
“Barisan ini harus menjadi motor lahirnya Persatuan Nasional yang mampu menjawab problematika bangsa. Kita harus mendorong gerakan ekonomi kerakyatan di sektor perikanan, peternakan, pertanian, dan perkebunan, guna mewujudkan swasembada pangan nasional,” tegasnya dengan suara lantang,” ucap Sri.
“Pesan ini menegaskan gerakan nasionalisme hari ini tidak cukup hanya dalam bentuk wacana, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan konkret yang berdampak pada ketahanan ekonomi rakyat,” tegas Sri.
Sarasehan sebagai Momentum Kebangkitan Baru
Acara dipandu dengan apik oleh Rangga Bisma Aditya, mantan Ketua GMNI Jawa Timur periode 2011–2013. Dalam kesimpulannya, Rangga menyatakan revitalisasi gerakan nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan aktif generasi muda.
“Di tengah krisis global dan transformasi teknologi, anak-anak muda adalah kunci. Transfer ilmu dari para founding parents kepada generasi muda harus terus dilakukan, agar posisi Indonesia di kancah global semakin kuat,” tegas Rangga, disambut tepuk tangan para peserta.
Ia berharap, sarasehan ini bukan hanya menjadi ajang nostalgia atau formalitas belaka, tetapi benar-benar menjadi titik tolak lahirnya gerakan baru yang lebih adaptif, progresif, dan membumi di tengah perubahan zaman.
Komitmen untuk Menghidupkan Nasionalisme di Jawa Timur
Dengan suasana penuh keakraban namun sarat gagasan, acara ini berhasil membangkitkan kembali semangat persatuan dan kesadaran nasionalisme di kalangan kader dan aktivis Jawa Timur. Barisan Penegak Nasionalisme berkomitmen untuk melanjutkan konsolidasi ini dalam berbagai agenda ke depan, dengan fokus utama pada penguatan ideologi, perbaikan sistem sosial, serta pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa gerakan nasionalisme masih relevan dan tetap dibutuhkan sebagai garda terdepan dalam menghadapi tantangan bangsa, baik di tingkat regional Jawa Timur maupun skala nasional,” tutup Rangga. (04/iKoneksi.com)