Kota Medan, iKoneksi.com – Banjir yang melanda Kota Medan akibat luapan tiga sungai besar, yakni Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Belawan, telah berdampak signifikan pada kehidupan warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan mencatat hampir 25 ribu jiwa terdampak banjir, dengan total 8 ribu rumah terendam hingga Kamis (28/11/2024).
Banjir yang terjadi sejak Rabu (27/1/2024) ini memengaruhi 10 kecamatan di Medan, termasuk kawasan Medan Johor, Medan Labuhan, Medan Helvetia, dan Medan Maimun. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 cm hingga mencapai 1,5 meter di beberapa titik.
Skala Dampak dan Penanganan
Kepala BPBD Kota Medan, Yunita Sari, mengatakan, banjir akibat luapan sungai telah berdampak pada hampir 25 ribu jiwa tepatnya 24.874 jiwa.
“Hampir 8 ribu rumah terdampak, tepatnya 7.699 rumah terdampak dengan 8.751 kepala keluarga yang menjadi korban banjir,” ujar Yunita.
Di antara warga terdampak, ia menguraikan terdapat 67 lansia, 34 balita, 129 anak-anak, dan dua ibu hamil. Banjir melanda 10 kecamatan di Kota Medan, yaitu Medan Maimun, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Baru, Medan Deli, dan Medan Selayang.
“Luapan dari tiga sungai besar, yakni Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Sei Belawan, menjadi penyebab utama banjir di wilayah tersebut. Sebagian warga masih bertahan di tempat pengungsian, seperti rumah ibadah, rumah warga, dan sekolah, sementara sebagian lainnya memilih tetap di rumah untuk menjaga harta benda,” terang Yunita.
Faktor Cuaca dan Penyebab
Kepala Balai BMKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menjelaskan curah hujan di wilayah Sumatera Utara tercatat pada kategori sedang hingga tinggi dengan durasi cukup lama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosfer.
“Fase Madden Julian Oscillation (MJO) selama sepekan terakhir berada pada fase 2 dan 3, ditambah nilai Indian Ocean Dipole (IOD) negatif sebesar -0,73,” jelas Hendro.
Selain itu, Monsun Asia membawa udara lembap dari Laut China Selatan dan Samudra Hindia, yang diperparah oleh pola angin berupa konvergensi, belokan, dan perlambatan angin di Sumatera Utara. Dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis 99B di Samudra Hindia barat Sumatra juga turut memperburuk situasi.
“Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat serta durasi panjang di hampir seluruh wilayah Sumatera Utara,” terang Hendro.
Keluhan Warga dan Rencana Ke Depan
Beberapa warga mengeluhkan lambatnya respons pemerintah dalam mengatasi banjir.
“Setiap tahun kami kebanjiran, tapi solusi permanen seperti normalisasi sungai atau perbaikan drainase tidak pernah dilakukan,” keluh Ahmad, warga Medan Labuhan.
Menanggapi keluhan ini, Wali Kota Medan Bobby Nasution berjanji akan mempercepat normalisasi sungai dan memperbaiki sistem drainase.
“Kami sudah memerintahkan dinas terkait untuk menyusun rencana aksi yang konkret agar bencana ini tidak terulang,” tegasnya.
Imbauan dan Langkah Antisipasi
Yunita mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai dan selalu siap dengan rencana evakuasi,” tukas Yunita. (04/iKoneksi.com)
Komentar