banner 728x250

Pekerja Kemanusiaan Terancam Nyawa di Tengah Konflik Gaza

  • Bagikan
banner 468x60

Gaza, iKoneksi.com – Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dan ancaman terhadap para pekerja bantuan kini semakin nyata. Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Mirjana Spoljaric, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya risiko yang dihadapi oleh tim-tim kemanusiaan di wilayah konflik tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak hanya warga sipil yang terjebak dalam bahaya besar, namun para relawan dan pekerja bantuan pun kini menjadi sasaran kekerasan yang mengerikan.

“Sangat berbahaya bagi penduduk untuk berpindah tempat, namun yang lebih mengkhawatirkan lagi, sangat berbahaya bagi kami untuk melakukan operasi kemanusiaan,” kata Spoljaric dengan suara penuh tekanan.

Penemuan Makam Massal, Dunia Tersentak

Kengerian situasi kemanusiaan di Gaza mencapai titik nadir ketika pada bulan Maret lalu, ditemukan makam massal di bagian selatan wilayah tersebut. Di dalamnya, terdapat 15 jenazah pekerja darurat dan kemanusiaan, termasuk delapan anggota Palang Merah Palestina. Penemuan ini memicu gelombang kecaman internasional, terutama dari lembaga-lembaga kemanusiaan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang secara tegas menuduh pasukan militer Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Pernyataan resmi dari Palang Merah dan PBB menyebutkan para pekerja kemanusiaan itu diduga dieksekusi saat tengah menjalankan misi bantuan di zona konflik. Tuduhan ini langsung menyulut ketegangan baru dalam perdebatan global mengenai perlakuan terhadap relawan kemanusiaan dan pelanggaran hukum internasional.

Respons Israel: Karena Ancaman

Menanggapi tuduhan itu, militer Israel menyampaikan hasil investigasi awal mereka pada Senin lalu. Mereka mengklaim bahwa insiden tersebut terjadi karena adanya rasa ancaman, dan pada saat itu mereka telah mengidentifikasi keberadaan enam militan Hamas di sekitar lokasi kejadian.

Namun, penjelasan tersebut bukannya menenangkan, justru semakin menuai kritik. Banyak pihak menilai pernyataan itu sebagai bentuk penghindaran tanggung jawab dan pengabaian prinsip perlindungan terhadap tenaga kemanusiaan yang dijamin dalam hukum perang.

Seruan untuk Gencatan Senjata Segera

Melihat eskalasi kekerasan yang terus menelan korban, termasuk dari pihak relawan, Spoljaric mendesak diberlakukannya gencatan senjata segera. Ia menekankan bahwa hanya dengan gencatan senjata, upaya untuk membebaskan sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan memperbaiki kondisi kemanusiaan yang tragis di Gaza bisa dilakukan.

“Kami tidak bisa terus bekerja dalam kondisi seperti ini. Bantuan tidak bisa sampai ke yang membutuhkan jika nyawa kami sendiri dipertaruhkan setiap saat,” tegas Spoljaric.

Korban Terus Bertambah, Gaza Runtuh

Sejak Israel meluncurkan operasi militernya di Gaza pada Oktober 2023, sebagai respons atas serangan yang dipimpin Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya, kondisi Gaza semakin memburuk. Berdasarkan data terbaru, lebih dari 50.800 warga Palestina telah tewas dan sebagian besar wilayah telah hancur menjadi puing-puing.

Infrastruktur lumpuh, rumah sakit kewalahan, dan akses terhadap makanan serta air bersih menjadi sangat terbatas. Ribuan warga terpaksa mengungsi dari satu lokasi ke lokasi lain, tanpa jaminan keamanan dan harapan akan keselamatan.

Dunia Diminta Tidak Diam

Menurut Spoljaric, dalam situasi yang penuh penderitaan ini, para pemimpin dunia dihadapkan pada dilema besar. Tekanan terhadap Israel untuk menghentikan serangan terus menguat, namun respons diplomatik yang nyata belum tampak. Para pekerja kemanusiaan menaruh harapan besar pada komunitas internasional untuk tidak hanya mengutuk, tetapi bertindak nyata.

“Kekerasan terhadap relawan dan warga sipil bukan sekadar pelanggaran teknis, melainkan kejahatan kemanusiaan. Jika dunia terus diam, bukan hanya Gaza yang runtuh tetapi juga harapan akan kemanusiaan itu sendiri,” pungkas Spoljaric. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *