banner 728x250

Tawuran Geng Motor Berujung Darah di Kisaran, Begini Penjelasan Kapolres Asahan

  • Bagikan
banner 468x60

Kab Asahan, iKoneksi.com — Sebuah bentrok brutal antar geng motor mengguncang Kota Kisaran, Kabupaten Asahan. Insiden yang berawal dari aksi saling ejek ini akhirnya berubah menjadi perkelahian berdarah yang nyaris merenggut nyawa seorang remaja. Seorang anggota geng motor Kriwo, MAS alias Aldi (17), ditemukan babak belur dengan luka serius setelah dianiaya oleh anggota geng motor rival, Bangladesh.

Bentrok itu terjadi pada Selasa malam, (1/4/2025). Aldi bersama teman-temannya sedang nongkrong di sebuah warung kopi (warkop) di kawasan pusat kota Kisaran. Di lokasi yang sama, anggota geng motor Bangladesh juga kebetulan sedang nongkrong. Awalnya, situasi tampak biasa saja. Namun dalam waktu singkat, suasana berubah panas setelah terjadi aksi saling ejek dan provokasi antar dua kelompok remaja ini.

Awal Mula Keributan

Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi dalam konferensi pers pada Senin (7/4/2025) menjelaskan kronologi kejadian tersebut secara rinci. Menurutnya, saat kelompok Aldi hendak meninggalkan warkop, salah satu dari mereka memukul pintu warung sambil meneriakkan kata-kata kasar yang ditujukan kepada geng Bangladesh.

“Selang 15 menit setelah itu, geng Bangladesh juga meninggalkan lokasi. Saat keduanya tidak sengaja berpapasan di sekitar Jalan Imbon, emosi tak lagi terbendung. Terjadi aksi saling ejek yang memicu kejar-kejaran di jalan raya,” kata Afdhal kepada iKoneksi.com saat ditemui seusai konferensi pers, Senin (7/4/2025).

Geng Kriwo, yang dipimpin Aldi, merasa terpancing dan memutuskan untuk mengejar geng rival. Saat itu, dua anggota geng Bangladesh terjatuh dari sepeda motor dan menjadi sasaran amukan geng Kriwo. Mereka dipukuli di tempat.

“Namun aksi tersebut justru memicu serangan balasan. Anggota geng Bangladesh yang semula melarikan diri langsung memutar arah dan kembali ke lokasi. Mereka membalas serangan dengan melempari geng Kriwo menggunakan batu. Situasi pun berubah, kini geng Kriwo yang memilih mundur,” jelas Afdhal.

Korban Diseret, Dianiaya, dan Dibuang

Sayangnya, Aldi tak berhasil melarikan diri bersama teman-temannya. Ia tertinggal di lokasi kejadian dan langsung menjadi sasaran balas dendam geng Bangladesh. Aldi ditangkap, dipukuli secara brutal, lalu dibawa ke wilayah Sidomukti. Di sana, wajah Aldi yang sudah berlumuran darah dicuci oleh para pelaku, seolah tak ada rasa bersalah.

“Setelah itu, korban dibuang begitu saja di sekitar kawasan pabrik benang,” sebut Afdhal.

Kondisi korban sangat memprihatinkan. Luka parah di bagian wajah dan tubuh membuatnya nyaris tak dikenali. Setelah berhasil kembali ke rumah, Aldi menceritakan peristiwa kelam yang dialaminya kepada keluarga.

“Tak terima anaknya menjadi korban kekerasan, pihak keluarga pun langsung melapor ke Polres Asahan,” ungkap Afdhal.

Tiga Pelaku Ditangkap, Lima Masih Buron

Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap tiga orang pelaku utama penganiayaan. Mereka adalah MFF alias Farel (18), RK alias Rendy (17), dan ASN alias Aidil (16). Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di balik jeruji besi.

“Mereka dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 80 ayat 1 dan 2 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 170 ayat 2 ke-1 KUHP, juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. Ancaman hukuman yang menanti para pelaku mencapai 7 tahun penjara,” tegas Afdhal.

Namun, kasus ini belum selesai. Lima pelaku lainnya masih berstatus buron dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kapolres Afdhal Junaidi mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri secara kooperatif.

“Sebelum kami lakukan tindakan tegas dan terukur, kami beri kesempatan kepada para pelaku lainnya untuk menyerahkan diri. Ini bukan main-main, nyawa seseorang hampir melayang karena kebrutalan yang tak masuk akal,” tekannya.

Fenomena Geng Motor yang Mengkhawatirkan

Kasus ini kembali menyoroti maraknya aktivitas geng motor remaja di berbagai daerah, termasuk di Asahan. Aksi-aksi kekerasan, perkelahian, bahkan penganiayaan hingga menyebabkan korban luka berat sudah beberapa kali terjadi dan menjadi kekhawatiran masyarakat.

Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum diminta untuk serius menangani fenomena ini. Perlu pendekatan yang bukan hanya represif, tapi juga edukatif. Pendidikan karakter, pengawasan orang tua, dan ruang ekspresi positif bagi anak-anak muda dinilai sebagai kunci utama pencegahan.

Harapan dari Kasus Ini

Kasus penganiayaan brutal ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Bahwa konflik kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, bisa berubah menjadi tragedi jika dipicu oleh emosi tanpa kendali.

Keluarga korban berharap keadilan bisa ditegakkan dan para pelaku lain segera ditangkap. Sementara itu, masyarakat Kisaran berharap agar tragedi ini menjadi momentum evaluasi bersama demi menyelamatkan generasi muda dari budaya kekerasan yang kian mengakar.

“Sudah saatnya geng motor tidak lagi menjadi identitas keren. Anak-anak muda kita perlu diarahkan ke hal-hal yang membangun, bukan menghancurkan,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat.

“Kasus ini mungkin hanya satu dari sekian banyak yang luput dari sorotan nasional. Tapi luka Aldi, adalah luka kita semua. Luka akibat kegagalan bersama dalam menjaga dan membimbing anak-anak muda kita. Jangan tunggu korban berikutnya,” pungkas Afdhal. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *