Kota Malang, iKoneksi.com – Warga Kota
Malang dikejutkan oleh kabar tragis seorang
karyawan Rumah Sakit Universitas Brawijaya
(RS UB), Angga Oktavian (32), yang ditemukan tewas gantung diri di tempat kerjanya. Peristiwa ini terjadi di kawasan Jalan So ekarno-Hatta, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, pada Jumat (17/1/2025).
Angga, pria asal Sidoarjo yang berdomisili di Jalan Bandulan Baru, Kecamatan Sukun, diketahui akan melangsung kan pernikahan pada 24 Januari 2025.
Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta, mengungkapkan bahwa dugaan sementara penyebab aksi nekat ini adalah masalah keuangan. Informasi tersebut diperoleh dari teman-teman korban, rekan kerja, dan bahkan pimpinan RS UB.
“Korban sempat mengeluh kepada teman-temannya tentang masalah keuangan. Itu menjadi keluhan terakhir sebelum ia memutuskan mengakhiri hidupnya,” ujar Anang kepada iKoneksi.com, Jumat (17/1/2025)
Pesan Terakhir di Media Sosial
Sebelum menjalankan aksi bunuh diri, Angga sempat mengirim pesan melalui akun Facebook pribadinya. Dalam pesan tersebut, ia mengunggah foto kabel berwarna perak yang kemudian digunakan untuk gantung diri. Pesan itu juga berisi ungkapan perpisahan kepada keluarga dan teman-temannya.
“Tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB, korban mengirim pesan di Facebook kepada rekan-rekannya. la memfoto kabel yang akan digunakan untuk gantung diri, sekaligus berpamitan kepada teman-teman dan keluarganya” jelas Anang.
“Pesan itu mengagetkan banyak pihak, termasuk rekan kerja korban yang kemudian mencoba menghubunginya. Sayangnya, upaya tersebut terlambat karena korban sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di lokasi kejadian,” imbuhnya.
Dugaan Terjerat Judi Online
Beredar kabar bahwa korban memiliki hubungan dengan judi online (judol), yang disebut-sebut menjadi penyebab utama tekanan finansialnya. Namun, Anang menegaskan bahwa pihak kepolisian masih mendalami informasi ini.
“Belum bisa dipastikan. Itu masih dugaan. Yang jelas, ada masalah keuangan, apalagi ia sedang mempersiapkan pernikahan,” sebutnya.
Selain itu, keluarga korban juga diketahui menerima mahar yang cukup besar untuk pernikahan. Hal ini diduga semakin membebani korban secara finansial.
Jenazah Korban Dimakamkan di
Kampung Halaman
Korban, yang bekerja sebagai petugas kebersihan di RS UB, telah menjalani visum di rumah sakit sebelum jenazahnya diserahkan kepada keluarga. Keluarga korban menyatakan menerima kejadian ini dengan ikhlas dan tidak menuntut proses hukum lebih lanjut.
“Jenazah sudah dibawa pulang ke kampung halamannya di Sidoarjo. Keluarga telah membuat pernyataan resmi dan menerima kematian korban sebagai takdir,” ungkap Anang.
Refleksi atas Kejadian Tragis
Tragedi ini menggugah banyak pihak untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental, khususnya di kalangan pekerja dengan tekanan finansial berat. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mencari bantuan ketika menghadapi tekanan hidup, baik melalui keluarga, teman, maupun konselor profesional.
“Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan sosial dan emosional, terutama di tengah tantangan hidup yang semakin kompleks,” pungkasnya. (04/iKoneksi.com)
Komentar