banner 728x250

Tujuh Remaja Nyaris Tawuran Dibina Polres Siantar

  • Bagikan
banner 468x60

Kota Pematangsiantar, iKoneksi.com – Tindakan cepat dan tepat dilakukan jajaran Polres Pematangsiantar dalam mencegah aksi kekerasan antar remaja. Tujuh remaja yang kedapatan hendak melakukan tawuran berhasil diamankan Satuan Bimbingan Masyarakat (Sat Binmas) bersama Unit Bhabinkamtibmas pada Senin dini hari (7/4/2025). Aksi tawuran tersebut rencananya terjadi di kawasan Tugu Dayok Merah, Jalan Medan, Kelurahan Asuhan, Kecamatan Siantar Timur.

Kanit Bhabinkamtibmas IPDA Maraden Pardede memimpin langsung proses pembinaan terhadap ketujuh remaja tersebut.

“Mereka diamankan tepat pukul 03.00 WIB, saat petugas patroli mendapatkan informasi mengenai potensi bentrok antar kelompok pemuda. Berkat kesigapan personel yang langsung turun ke lokasi, bentrokan berhasil dicegah sebelum terjadi,” kata Maraden.

Kasat Binmas Polres Pematangsiantar IPTU Maxi J. Manurung, SH membenarkan peristiwa ini. Menurutnya, penangkapan tujuh remaja tersebut adalah bagian dari komitmen kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda yang rentan terjerumus dalam aksi kekerasan jalanan.

Tawuran Nyaris Pecah, Polisi Bergerak Cepat

Maxi menjelaskan aksi tawuran yang digagalkan ini semula direncanakan oleh dua kelompok remaja. Polisi mendapat laporan dari warga sekitar yang resah karena mendapati sekelompok pemuda berkumpul dengan gelagat mencurigakan.

“Kami langsung kerahkan anggota untuk mendatangi lokasi dan berhasil membubarkan kerumunan tersebut sebelum terjadi aksi kekerasan. Ketujuh remaja kami amankan untuk pembinaan lebih lanjut,” terang Maxi saat ditemui iKoneksi.com, Senin (7/4/2025).

Pendekatan Humanis Lewat Pembinaan dan Edukasi

Alih-alih langsung memberikan sanksi hukum, Polres Pematangsiantar memilih pendekatan persuasif dan edukatif. Para remaja yang terlibat tidak langsung dijebloskan ke sel tahanan, melainkan dibina secara psikologis dan moral di bawah pengawasan Sat Binmas. Mereka diberikan arahan dan peringatan keras tentang dampak negatif dari tawuran, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

“Setiap dari mereka kami minta membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Surat itu dibuat dan ditandatangani di hadapan orang tua masing-masing yang turut kami hadirkan,” seru Maxi.

Orang Tua Jadi Garda Depan Pencegahan

Kehadiran orang tua dalam proses pembinaan menjadi bagian penting dari strategi Polres. Polisi berharap, selain mendapatkan edukasi dari aparat, para remaja juga mendapatkan pengawasan dan bimbingan langsung dari keluarga. Hal ini diyakini dapat menekan potensi perilaku menyimpang di masa depan.

“Anak-anak ini perlu pendampingan. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran keluarga sangat vital,” ujarnya.

Pesan Tegas untuk Remaja Lain

Maxi juga menegaskan polisi tidak akan mentolerir aksi kekerasan dalam bentuk apapun. Namun demikian, pendekatan humanis tetap menjadi pilihan utama, terutama bila pelaku masih tergolong di bawah umur dan belum pernah terlibat dalam tindak pidana sebelumnya.

“Ini adalah peringatan serius bagi remaja lainnya. Kami akan tindak tegas jika kejadian seperti ini terulang,” tegas Maxi.

“Polres Pematangsiantar mengajak seluruh masyarakat, khususnya orang tua dan pihak sekolah, untuk terus memperhatikan lingkungan pergaulan anak-anak dan aktif membentuk karakter positif generasi muda,” jelas Maxi.

Peringatan: Tawuran Bukan Solusi

Menurutnya kejadian ini menjadi pengingat bahwa di tengah kemajuan teknologi dan informasi, anak-anak muda tetap membutuhkan bimbingan moral yang kuat. Tawuran bukan solusi, dan hanya akan berujung pada kerugian dan penyesalan.

“Dengan adanya pembinaan ini, kami berharap para remaja yang sempat terjerumus akan kembali ke jalan yang benar dan menjadi bagian dari generasi yang membanggakan, bukan meresahkan,” tukas Maxi. (04/iKoneksi.com)

 

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *