Fenomena Dropping Pengemis Menjelang Nataru, Satpol PP Kota Malang Perketat Pengawasan

Kota Malang, iKoneksi.com – Fenomena maraknya pengemis yang muncul menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kembali menjadi perhatian serius di Kota Malang. Satpol PP Kota Malang mengungkapkan praktik pengiriman pengemis dari luar kota atau yang dikenal dengan istilah dropping pengemis menjadi potensi masalah yang terus berulang setiap akhir tahun.

Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono, menyebut pengawasan di wilayah perbatasan kota akan diperketat selama musim libur panjang. Temuan terbaru menunjukkan pengiriman pengemis sudah mulai dilakukan pada akhir pekan lalu.

“Sabtu dini hari (14/12), kami berhasil menggagalkan upaya dropping pengemis di Jalan Semeru. Sebuah truk yang membawa pengemis hendak masuk ke Kota Malang,” ungkap Heru.

Truk Pengangkut Pengemis Dipaksa Putar Balik

Ia menyebutkan petugas yang berjaga di lokasi langsung meminta sopir truk untuk membawa kembali para pengemis tersebut ke daerah asal mereka. Jika tidak, tindakan tegas berupa pelaporan ke pihak kepolisian akan dilakukan.

“Sopirnya mengaku mereka berasal dari Pasuruan. Kami minta untuk segera kembali ke daerah asalnya,” tutur Heru.

Heru menjelaskan, ini bukan pertama kalinya Kota Malang menjadi target dropping pengemis. Sepanjang tahun 2024, setidaknya sudah empat kali kejadian serupa berhasil digagalkan oleh Satpol PP.

“Fenomena ini terjadi karena masyarakat Kota Malang, yang sebagian besar pendatang, cenderung lebih mudah merasa iba dibandingkan warga asli. Hal ini yang memicu pelaku pengiriman pengemis memilih kota ini sebagai tujuan,” jelas mantan Kepala Dinas Perhubungan tersebut.

Strategi Pengawasan dan Penertiban

Untuk mengatasi fenomena ini, ia membeberkan Satpol PP akan menggelar patroli rutin selama libur panjang akhir tahun. Selain pengemis, petugas juga akan menertibkan pedagang kaki lima (PKL) liar yang kerap muncul di kawasan strategis, termasuk Alun-Alun Kota Malang. Selain itu, penjagaan di jalur-jalur akses masuk Kota Malang akan diperketat, khususnya di rute alternatif yang sering digunakan untuk dropping pengemis.

“Jalur dropping biasanya tidak hanya melalui jalan protokol, tetapi juga jalur kecil seperti Kali Mewek dan Jalan Balearjosari. Petugas akan ditempatkan di titik-titik tersebut untuk memastikan tidak ada kendaraan mencurigakan yang masuk,” papar Heru.

Menurutnya, kendaraan yang digunakan untuk membawa pengemis memiliki ciri khas, seperti truk beratap terpal yang tidak membawa muatan barang, tetapi digunakan untuk menyembunyikan pengemis di dalam baknya.

“Dulu mereka diantar saat subuh, sekarang lebih dini, yakni sekitar pukul 2 hingga 3 pagi,” terang Heru.

Dukungan DPRD untuk Penindakan Tegas

Langkah yang diambil Satpol PP Kota Malang mendapatkan dukungan penuh dari DPRD Kota Malang. Sekretaris Komisi A, Harvard Kurniawan, menilai tindakan tegas terhadap fenomena dropping pengemis sangat diperlukan untuk menjaga estetika dan ketertiban kota.

“Sebagian besar pengemis yang muncul bukan warga Kota Malang. Mereka adalah pendatang yang sengaja dikirim untuk meminta-minta. Langkah pemkot untuk meningkatkan pengawasan dan menindak tegas pelaku dropping sudah tepat,” sebut Harvard.

Ia juga menyarankan agar pos-pos pengawasan khusus didirikan di beberapa titik strategis.

“Dengan begitu, potensi masuknya pengemis atau aktivitas lainnya yang mengganggu kenyamanan kota dapat diminimalkan,” ucapnya.

Menekan Fenomena Sosial dengan Kepedulian yang Bijak

Praktik dropping pengemis seringkali dilakukan karena adanya peluang dari masyarakat yang cenderung memberikan uang kepada pengemis tanpa memeriksa latar belakang mereka. Oleh karena itu, Heru mengimbau warga agar lebih bijak dalam memberikan bantuan.

“Masyarakat kami harap tidak sembarangan memberikan uang kepada pengemis, terutama mereka yang terlihat sebagai pendatang. Jika ingin membantu, lebih baik menyalurkannya melalui lembaga resmi yang lebih terpercaya,” tegas Heru.

“Dengan langkah-langkah preventif dan kerja sama dari masyarakat, diharapkan fenomena dropping pengemis menjelang libur akhir tahun ini dapat ditekan, sehingga Kota Malang tetap menjadi kota yang tertib, nyaman, dan indah untuk semua warganya,” tandas Heru. (04/iKoneksi.com)

Komentar