Kota Malang, iKoneksi.com – Pemerintah Kota Malang siap melakukan langkah besar dalam memulihkan salah satu ikon budaya kota, Gedung Kesenian Gajayana. Dengan anggaran total sebesar Rp1 miliar, revitalisasi gedung bersejarah ini akan dilakukan secara bertahap, dengan tahap pertama dimulai pada tahun 2025. Meski akan dilakukan perbaikan besar-besaran, Pemkot Malang memastikan bahwa bentuk asli bangunan tetap dipertahankan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, menyatakan tahap awal revitalisasi ini akan difokuskan pada dua aspek penting: pembersihan bagian dalam gedung dan pembenahan atap.
“Tahap pertama revitalisasi Gedung Kesenian Gajayana akan dimulai pada tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp200 juta. Pekerjaan ini akan dilakukan secara bertahap,” ujar Suwarjana saat ditemui di kantornya pada Rabu, (8/1/2025).
Namun, meskipun ada pembenahan besar-besaran, Suwarjana menegaskan Pemkot Malang tetap akan menjaga keaslian dan nilai sejarah yang terkandung dalam Gedung Kesenian Gajayana.
“Kami akan memastikan bahwa revitalisasi ini tidak akan mengubah bentuk asli bangunan. Perbaikan akan difokuskan pada bagian-bagian yang memang sudah usang, seperti kursi yang sudah kusam dan kuno, agar lebih nyaman digunakan dalam berbagai kegiatan,” sebutnya.
Selain itu, Suwarjana juga mengungkapkan harapannya agar proses revitalisasi dan anggaran yang sudah disiapkan dapat berjalan dengan lancar dan tanpa kendala.
“Kami berharap semua tahapan revitalisasi dapat berjalan dengan baik, sehingga gedung ini bisa kembali menjadi tempat yang nyaman dan representatif untuk berbagai acara seni dan budaya,” tuturnya.
Gedung Kesenian Gajayana, yang terletak di Jalan Nusakambangan No. 19, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, memang sudah lama menjadi salah satu simbol kebudayaan Kota Malang. Sebelum dikenal dengan nama Gajayana, gedung ini awalnya bernama Cenderawasih dan sudah berdiri sejak masa kolonial Belanda. Sejak awal, gedung ini telah menjadi pusat pertunjukan seni dan budaya di kota, dengan berbagai acara besar yang digelar di dalamnya.
“Pada era 1950-an, Gedung Kesenian Gajayana menjadi saksi bisu panggung gembira yang menghadirkan bintang film ternama pada masa itu, seperti Chitra Dewi, Mieke Widjaja, dan Indriatie Iskak. Beberapa tahun kemudian, pada akhir Oktober 1965, digelar acara Malam Sejuta Bintang yang menghadirkan band ternama seperti Aneka Nada dari Bandung, serta sejumlah bintang dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya, seperti Maya Sopa, Marjam Sila, dan Ellen Puspita,” urai Suwarjana.
“Pada tahun 1989, gedung ini resmi berganti nama menjadi Gedung Kesenian Gajayana, dan sejak saat itu semakin menjadi pusat kegiatan seni di Kota Malang. Selain itu, pada akhir tahun 2016, lantai dua gedung ini diubah menjadi Museum Musik Indonesia yang menampilkan berbagai koleksi alat musik, piringan hitam, kaset, dan memorabilia sejarah musik Indonesia,” sambungnya.
Menurutnya revitalisasi Gedung Kesenian Gajayana menjadi sangat penting mengingat nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Selain menjadi tempat pertunjukan seni, gedung ini juga menjadi tempat penting dalam perayaan acara budaya dan sejarah kota, seperti yang terjadi pada April 2024 lalu. Gedung ini dipilih sebagai lokasi puncak acara HUT Kota Malang ke-110, dengan tujuan menghadirkan suasana nostalgia sekaligus semangat sejarah yang dapat menginspirasi generasi mendatang.
“Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, revitalisasi Gedung Kesenian Gajayana diharapkan tidak hanya memperbaiki kondisi fisik bangunan, tetapi juga menjaga keberlanjutan peranannya sebagai pusat kegiatan seni dan budaya di Kota Malang. Dengan demikian, gedung ini dapat terus menjadi wadah bagi masyarakat untuk menikmati berbagai pertunjukan seni yang mendalam dan menginspirasi,” pungkas Suwarjana. (04/iKoneksi.com)