banner 728x250

Komandan Patjul Serukan Kongres Persatuan GMNI

  • Bagikan
banner 468x60

Kab Jepara, iKoneksi.com – Kabupaten Jepara kembali menjadi titik api gerakan mahasiswa nasionalis ketika DPD GMNI Jawa Tengah menggelar Training of Trainer (ToT) selama tiga hari, Jumat hingga Ahad (25–27 April 2025). Dalam kegiatan bertema Penemuan Kembali Revolusi Kita untuk Mencapai Persatuan Indonesia ini, lebih dari 200 kader dari berbagai cabang GMNI se-Jawa Tengah berkumpul, belajar, dan menyatukan semangat. Namun sorotan utama justru hadir saat sesi orasi ideologis dari Ketua Persatuan Alumni (PA) DPD GMNI Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, atau yang akrab dikenal sebagai Komandan Patjul.

Dalam pidatonya yang penuh semangat dan daya dorong emosional, Komandan Patjul menyerukan perlunya Kongres Persatuan GMNI, sebagai momentum nasional untuk menyatukan kembali kekuatan gerakan mahasiswa nasionalis yang sempat terfragmentasi. Ia menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali ke akar perjuangan: ideologi Marhaenisme yang dibangun atas dasar keberpihakan pada rakyat kecil dan cita-cita persatuan Indonesia.

“Persatuan itu bukan hadiah. Persatuan adalah perjuangan!” tegas Bambang Patjul di hadapan para peserta ToT, yang langsung menyambutnya dengan tepuk tangan dan sorak semangat.

Mengutip Bung Karno: Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri

Dalam orasinya, Bambang Wuryanto juga mengutip pernyataan Bung Karno yang relevan dengan situasi GMNI saat ini Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri!. Kutipan itu bukan hanya retorika, melainkan peringatan historis yang menurut Bambang masih sangat kontekstual. Ia menilai berbagai ancaman baik infiltrasi ideologi neoliberal, disorientasi perjuangan mahasiswa, hingga komersialisasi gerakan harus dihadapi dengan konsolidasi yang kuat dan komitmen ideologis yang tak goyah.

“Kalau kita tidak bersatu sekarang, maka penjajahan gaya baru tidak bisa dihadapi. Bukan hanya penjajahan secara fisik, tapi penjajahan oleh pengaburan nilai, diserbu oleh kapitalisme dalam wajah gerakan sosial,” ujarnya tajam.

Kongres Persatuan, Jalan Menuju Konsolidasi Nasional

Seruan Kongres Persatuan GMNI menjadi bagian penting dalam pidatonya. Menurut Bambang, kongres ini bukan semata soal struktur organisasi, tapi lebih kepada konsolidasi nilai dan penyamaan arah juang.

“Kita tidak boleh terus bertengkar di rumah sendiri. Energi kita terlalu mahal untuk dihabiskan dalam konflik internal. Sudah saatnya GMNI bangkit sebagai satu kesatuan ideologis yang kokoh,” tekan Komandan Patjul.

Ia mengusulkan agar Kongres Persatuan melibatkan semua elemen baik yang masih aktif di cabang, DPD, maupun alumni untuk duduk bersama, menyelesaikan silang sengkarut sejarah, dan kembali menyatu di bawah panji perjuangan Marhaenisme sejati.

Pesan Khusus untuk Kader Muda: Jangan Hanya Hafal Bung Karno, Jalankan!

Dalam akhir pidatonya, Komandan Patjul memberikan pesan keras namun penuh kasih kepada para peserta ToT, yang sebagian besar adalah kader muda. Ia menegaskan pentingnya tidak hanya menghafal kutipan Bung Karno, tapi menghayati dan menjalankannya dalam kehidupan nyata.

“Kalian boleh hafal jas merah, kalian boleh hafal manusia Indonesia, tapi kalau kalian tidak menghidupkan semangat itu dalam perjuangan nyata, kalian hanya jadi pengagum patung Bung Karno, bukan penerusnya!” serunya disambut riuh peserta.

Respon Peserta dan Dampak Psikologis Positif

Orasi Bambang Patjul tidak hanya menggugah intelektual para peserta, tetapi juga menciptakan efek psikologis kolektif: semangat, tekad, dan kebanggaan sebagai bagian dari gerakan besar bernama GMNI. Sejumlah peserta mengaku terinspirasi dan merasa tercerahkan oleh orasi tersebut.

“Saya jadi sadar tugas kita bukan hanya belajar ideologi, tapi juga menyatukan yang tercerai-berai,” kata Nisa, peserta dari GMNI Mojokerto.

Jepara Jadi Titik Awal Penyatuan

Kegiatan ToT di Jepara ini akhirnya tak hanya menjadi forum pelatihan, tetapi juga momentum sejarah baru dalam konsolidasi nasional GMNI. Dengan semangat Bung Karno sebagai suluh, dan suara keras Komandan Patjul sebagai pengingat, GMNI Jawa Tengah menyatakan diri siap menjadi motor penggerak Kongres Persatuan GMNI.

“Kini bola ada di tangan para kader. Apakah Kongres Persatuan akan benar-benar terwujud? Apakah semangat Jepara mampu menjalar ke cabang-cabang lain di Indonesia? Satu hal yang pasti: api perjuangan telah dinyalakan. Tinggal bagaimana generasi ini menjaganya tetap menyala,” tutup Komandan Patjul. (04/iKoneksi.com)

banner 325x300banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *