OJK Gaungkan Tata Kelola Berintegritas di Universitas Brawijaya: Lawan Fraud Sejak Dini

Kota Malang, iKoneksi.com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan OJK Mengajar dengan tema Transformasi Governansi Pilar Penyangga Integritas di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (5/11/2024).

Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, dalam sambutannya, menuturkan acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara OJK dan pemangku kepentingan, termasuk kalangan akademisi, guna mendorong tata kelola dan integritas sektor jasa keuangan secara berkelanjutan.

“Menurut saya sangat penting tata kelola yang baik dengan integritas tinggi sebagai fondasi utama sebuah organisasi. Saya menyerukan agar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki kepekaan dan integritas tinggi dalam menghadapi perilaku koruptif di berbagai lingkungan, baik di keluarga, kampus, tempat kerja, maupun masyarakat luas,” ucapnya.

“Sebagai generasi penerus bangsa, saya berharap teman-teman mahasiswa dapat bersama-sama memiliki integritas dan sensitivitas yang tinggi untuk mencegah perilaku koruptif di sekitar kita,” sambung Sophia.

Standar Etika Tinggi untuk Lawan Fraud

Sophia juga menyoroti bahwa penerapan standar etika yang tinggi adalah kunci untuk mencegah tindakan fraud di sektor jasa keuangan. Salah satu langkah yang telah dilakukan OJK adalah mendorong implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) secara menyeluruh. Hingga kini, sebanyak 73 lembaga jasa keuangan telah melaporkan kepada OJK bahwa mereka telah memperoleh sertifikasi SNI ISO 37001 SMAP.

“Tidak hanya itu, OJK juga telah menerbitkan dua peraturan penting untuk memperkuat tata kelola sektor jasa keuangan, yaitu Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/2024 tentang Strategi Anti-Fraud bagi Lembaga Jasa Keuangan dan POJK Nomor 15/2024 tentang Integritas Pelaporan Keuangan Bank. Kedua regulasi ini menjadi kerangka kerja penting dalam upaya menegakkan integritas di sektor jasa keuangan,” urainya.

Strategi Anti-Fraud OJK: Empat Pilar Utama

Dalam rangka mencegah dan menangani tindakan fraud, OJK juga telah menerapkan strategi anti-fraud internal yang terdiri dari empat pilar utama:

  1. Pilar Asses: Melibatkan identifikasi risiko kecurangan serta pelaksanaan mitigasi atau kontrol terhadap risiko tersebut melalui proses penilaian risiko kecurangan (fraud risk assessment).
  2. Pilar Prevent: Meliputi program Know Your Employee (KYE), penyampaian rutin LHKPN, pengendalian gratifikasi, penandatanganan pakta integritas tahunan, dan penyelenggaraan roadshow serta forum penguatan tata kelola.
  3. Pilar Detect: Dilakukan melalui audit internal dan implementasi sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system/WBS) yang menjamin kerahasiaan identitas pelapor.
  4. Pilar Respond: Berupa tindak lanjut atas laporan pelanggaran yang diterima melalui audit khusus serta pemberian sanksi oleh Komite Etik.

Sophia juga mengungkapkan OJK sedang mengkaji pemanfaatan teknologi Generative AI untuk meningkatkan efektivitas pengawasan.

“Teknologi ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai risiko, merencanakan objek audit, mendeteksi fraud, hingga mempermudah proses pelaporan,” terangnya.

Kolaborasi Akademisi dan Pemerintah Daerah

Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Rektor V Universitas Brawijaya, Unti Ludigdo, yang mewakili Rektor Universitas Brawijaya. Dalam sambutannya, Unti menyampaikan apresiasi atas kehadiran OJK yang dinilai memberikan semangat bagi civitas akademika untuk menjunjung tinggi integritas dalam tata kelola.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada OJK yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat kepada mahasiswa kami untuk menegakkan integritas dalam tata kelola organisasi,” ungkap Unti.

Selain itu, Inspektur Pemerintah Kota Malang, Mulyono, yang hadir mewakili Pj. Walikota Malang, juga memberikan pandangan terkait pentingnya integritas di berbagai sektor, termasuk sektor publik dan jasa keuangan. Ia memuji langkah OJK dalam memberikan edukasi yang relevan dan berdampak luas.

Mahasiswa, Pilar Masa Depan Tata Kelola yang Baik

Melalui kegiatan OJK Mengajar, Sophia berharap mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan tentang pentingnya tata kelola yang baik, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.

“Mahasiswa adalah pilar masa depan. Saya yakin integritas yang dimulai sejak dini akan membawa perubahan besar di masa depan,” serunya.

OJK juga berharap kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mendorong tata kelola yang baik sebagai fondasi utama dalam pelaksanaan organisasi, baik di sektor pendidikan, pemerintah, maupun sektor jasa keuangan.

Komitmen Berkelanjutan OJK

Ke depan, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi dan pemerintah daerah. Langkah ini sejalan dengan visi OJK untuk menciptakan sektor jasa keuangan yang berintegritas, transparan, dan berkelanjutan.

“Dengan penerapan strategi anti-fraud yang solid, pelibatan teknologi canggih seperti Generative AI, serta kolaborasi dengan kalangan akademik, OJK menunjukkan komitmen nyata dalam membangun sektor jasa keuangan yang lebih baik. Kegiatan seperti OJK Mengajar bukan sekadar formalitas, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas. Di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi, langkah ini menjadi fondasi kuat untuk menciptakan ekosistem jasa keuangan yang berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya. (04/iKoneksi.com)

Komentar