Penyuluhan Hukum di Thailand: Dosen UMM Bekali WNI Jadi Mediator Andal

Kab Malang, iKoneksi.com – Dosen Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Tinuk Dwi Cahyani, SH., M.Hum., Ph.D., bersama sejumlah mahasiswa Fakultas Hukum, sukses menggelar penyuluhan hukum yang bertujuan melahirkan mediator andal. Kegiatan ini tak hanya digelar di dalam negeri, tetapi juga menjangkau warga negara Indonesia (WNI) di Thailand. Agenda yang berlangsung sejak Desember hingga Januari tersebut menggandeng Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Thailand.

Dalam program ini, Tinuk membeberkan para peserta diajak memahami pentingnya peran mediator sebagai penengah dalam menyelesaikan konflik hukum. Penyuluhan dilakukan secara hybrid, menggabungkan sesi luring dan daring melalui Zoom, demi memaksimalkan jangkauan kepada WNI dan kader Muhammadiyah di Thailand. Menjawab Kebutuhan WNI di Thailand Tinuk menjelaskan bahwa kegiatan ini didasari kebutuhan mendesak akan keahlian mediasi di kalangan PCIM Thailand, yang kerap menghadapi berbagai persoalan hukum tanpa keterampilan khusus untuk menyelesaikannya secara damai di luar pengadilan.

“Mediasi menjadi langkah efektif untuk mendamaikan pihak-pihak yang berselisih dan mencapai kesepakatan tanpa harus melalui proses pengadilan. Dengan pendekatan ini, konflik bisa diselesaikan secara lebih cepat, adil, dan efisien,” jelasnya.

Dalam penyuluhan tersebut, para peserta dibekali berbagai materi penting, mulai dari peran dan fungsi mediator hingga teknik manajemen konflik.

‘Salah satu metode yang menarik adalah simulasi langsung, di mana peserta diminta mempraktikkan peran sebagai mediator. Simulasi ini bertujuan melatih peserta agar dapat memfasilitasi komunikasi secara efektif antara pihak yang berkonflik,” terang Tinuk.

Menjaga Netralitas di Tengah Konflik

Tinuk menegaskan tugas utama mediator adalah menjaga netralitas dan imparsialitas. Konsep berada di tengah berarti mediator tidak boleh memihak salah satu pihak. Hal ini menjadi kunci dalam membangun kepercayaan kedua belah pihak yang berselisih.

“Peserta juga dilatih menggunakan strategi negosiasi dan pendekatan konseling untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik menemukan solusi terbaik. Mediasi tidak hanya tentang menyelesaikan konflik, tetapi juga menciptakan suasana damai yang saling menguntungkan,” sebutnya.

Harapan Baru untuk WNI di Thailand

Tinuk berharap program ini mampu memberikan wawasan dan keterampilan baru kepada WNI yang menghadapi persoalan hukum di Thailand. Mediasi dianggap sebagai alternatif yang tidak hanya efektif, tetapi juga lebih humanis dalam menyelesaikan konflik.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberdayakan masyarakat, khususnya WNI di Thailand, untuk menghadapi tantangan hukum dengan cara yang lebih bijak. Dengan keterampilan mediasi, mereka dapat menjadi penengah yang andal dalam menjaga harmoni sosial,” ungkapnya.

“Penyuluhan ini menjadi bukti nyata komitmen Universitas Muhammadiyah Malang dalam memajukan pendidikan hukum sekaligus memberdayakan masyarakat internasional. Melalui upaya ini, diharapkan konflik-konflik hukum yang dihadapi WNI di luar negeri dapat diselesaikan dengan cara damai dan berkeadilan,” tutup Tinuk. (04/iKoneksi.com)

Komentar