Kota Pematangsiantar, iKoneksi.com – Di tengah persiapan menuju Pilkada Serentak 2024, isu yang mempertanyakan kelayakan perempuan menjadi pemimpin kembali mencuat. Direktur Perempuan dan Anak (PPA) Kolaborasi Anak Bangsa (Kolega), Anggi Sri Haryati Simarmata, menilai isu ini tidak hanya merugikan perempuan, tetapi juga menghambat kemajuan demokrasi di Indonesia.
“Kami sangat menyayangkan masih adanya narasi yang meragukan kemampuan perempuan sebagai pemimpin. Padahal, banyak perempuan di Indonesia telah membuktikan diri sebagai pejuang tangguh, baik di tingkat lokal maupun nasional,” tegas Anggi saat dihubungi melalui whatsapp, Rabu (19/11/2024).
Anggi menjelaskan pembahasan terkait isu perempuan menjadi pemimpin masih menjadi makanan bagi politisasi yang tidak punya jalan politik lain untuk menjatuhkan lawan.
Perempuan tidak pantas menjadi pemimpin, melanggar kodrat, menyalahi aturan agama.
Saya sangat menyayangkan pernyataan-pernyataan tidak berdasar seperti itu.
“Dalam islam, kita tidak bisa menghapus sejarah kalau banyak pemimpin perempuan. Perempuan tidak hanya dapat menjadi pemimpin yang mampu memandu dan mengarahkan, tetapi juga memiliki kemampuan unik dalam mengelola perubahan dan menghadapi tantangan,” terang Anggi.
Banyak Perempuan Inspiratif di Lini Kepemimpinan
Anggi mencontohkan sejumlah pemimpin perempuan yang berhasil dalam kinerjanya, kalau dunia cleopatra pemimpin besar mesir kuno, ratu Victoria pemimpin inggris, di Indonesia memiliki RA Kartini, Cut nyak dien, banyak lagi yang tidak perlu disampaikan satu persatu. Menurutnya, peran perempuan tidak hanya terbatas pada sektor sosial, tetapi juga pada ranah politik, ekonomi, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Sejarah mencatat perempuan seperti Cut Nyak Dien dan R.A. Kartini adalah pionir perjuangan bangsa. Di masa kini, banyak perempuan yang sukses memimpin daerah dengan kebijakan progresif yang meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelas Anggi.
Perlu Dukungan untuk Kesetaraan
Anggi menyebutkan Kolega juga mengingatkan partisipasi perempuan dalam politik adalah salah satu indikator penting bagi kemajuan demokrasi. Anggi menekankan pentingnya dukungan semua pihak untuk mendorong kesetaraan gender dalam dunia politik.
“Kami tidak hanya bicara soal kesetaraan, tetapi juga tentang kualitas. Perempuan yang memiliki kemampuan dan integritas harus diberikan kesempatan yang sama untuk memimpin,” seru alumni GmnI Bangkalan itu.
Ajakan Melawan Diskriminasi
Anggi menyerukan agar semua pihak menghentikan narasi diskriminasi yang menghalangi perempuan untuk maju. Ia menegaskan, kompetisi di Pilkada Serentak 2024 harus didasarkan pada kapasitas dan rekam jejak, bukan pada stereotip gender.
“Perempuan bukan hanya pelengkap, mereka adalah motor penggerak perubahan. Sudah saatnya kita melangkah lebih maju dengan mendukung perempuan yang berani tampil sebagai pemimpin,” katanya.
Komitmen Kolega untuk Mendukung Perempuan
Melalui program pemberdayaan perempuan di bidang politik, menurutnya Kolega berkomitmen untuk terus mendorong perempuan Indonesia berpartisipasi aktif dalam kepemimpinan. Anggi berharap Pilkada Serentak 2024 menjadi momentum pembuktian bahwa perempuan mampu bersaing dengan adil dan bermartabat.
“Jangan biarkan isu diskriminasi melemahkan semangat perempuan. Justru, ini saatnya perempuan bangkit dan menunjukkan kemampuan terbaiknya demi Indonesia yang lebih maju,” tukas Anggi. (04/iKoneksi.com)
Komentar