Kota Medan, iKoneksi.com – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik kembali mencetak sejarah dalam dunia kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Pada Selasa, (29/4/2025), rumah sakit rujukan utama di Sumatera itu resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Hanmaeum International Medical Foundation dari Korea Selatan untuk pengembangan layanan transplantasi organ, terutama transplantasi hati. Kerja sama ini dilakukan secara daring dan disaksikan berbagai pihak dari kedua negara.
Penandatanganan ini menjadi langkah besar dalam memperkuat kapasitas layanan medis yang berstandar internasional di Indonesia. Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik, dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV, SpJP(K), menyampaikan MoU ini bukan sekadar formalitas kerja sama, melainkan simbol dari semangat kolaborasi dan kemajuan bersama dalam bidang kesehatan global.
“MoU ini merupakan tonggak sejarah dalam upaya kita bersama untuk mendorong kerja sama internasional, meningkatkan kapasitas klinis, mempromosikan pertukaran akademis, serta mengembangkan keahlian medis melalui inovasi dan pembelajaran bersama,” kata Zainal dalam sambutannya yang didampingi oleh Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian RSUP Adam Malik, dr Faisal Habib SpJP(K) FIHA.
Kolaborasi Medis Berbasis Profesionalisme dan Komitmen
Lebih lanjut, Zainal menyampaikan apresiasi tinggi kepada pihak Hanmaeum International Medical Foundation atas komitmennya dalam membangun kolaborasi jangka panjang dengan RSUP Adam Malik. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Universitas Sumatera Utara (USU) yang selama ini berperan penting dalam mendukung pengembangan pendidikan dan penelitian medis.
“Kehadiran Anda adalah simbol nilai-nilai dan aspirasi bersama dalam memajukan layanan kesehatan,” ucapnya.
“Kami berharap kerja sama ini tak hanya meningkatkan layanan kesehatan di Sumatera Utara, tetapi juga turut menyumbang pada lanskap kesehatan global yang lebih inklusif dan berdaya saing,” sambungnya.
Transplantasi Hati Jadi Layanan Unggulan
Menurutnya kerja sama ini bukanlah titik awal, melainkan kelanjutan dari sejarah panjang RSUP Haji Adam Malik dalam pengembangan layanan transplantasi organ. Tercatat, rumah sakit ini telah berhasil melakukan transplantasi hati pertama pada 21 September 2015, dengan dukungan penuh dari tim medis Korea Selatan. Sejak 2017, layanan transplantasi ginjal juga telah dilakukan secara reguler.
“Kini, melalui kerja sama baru ini, transplantasi hati dirancang menjadi salah satu layanan unggulan rumah sakit, lengkap dengan sistem pelatihan, supervisi, dan dukungan teknologi mutakhir dari Korea. Ini merupakan bagian dari transformasi menyeluruh dalam layanan kesehatan yang digagas RSUP Haji Adam Malik sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan nasional,” ungkap Zainal.
USU dan Korea Selatan Jalin Sinergi Akademik
Kerja sama bidang transplantasi ini tidak hanya melibatkan rumah sakit, namun juga menjangkau ranah akademik. Penandatanganan MoU serupa juga dilakukan antara Hanmaeum International Medical Foundation dengan Universitas Sumatera Utara (USU). Penandatanganan diwakili oleh Wakil Rektor III Prof Dr Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan SSi MSi Apt, mewakili Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin SSos MSi. Turut hadir pula Dekan Fakultas Kedokteran USU Prof Dr dr Aldy Safruddin Rambe SpS(K) bersama jajaran.
Sementara itu, dari Korea Selatan, hadir secara daring Chief of Hanmaeum Medical Center (Changwon Hanmaeum Hospital), Ha, Chang-Hun, mewakili Chairman Hanmaeum International Foundation, Ha, Choong Sik, serta Director of Organ Transplant Center Changwon Hanmaeum Hospital, Prof Chu, Chong-Wu.
Langkah Strategis Menuju Kemandirian Medis Regional
Melalui kolaborasi ini, Zainal menegaskan RSUP Haji Adam Malik dan USU menunjukkan tekad kuat untuk menjadikan Sumatera Utara sebagai pionir dalam layanan kesehatan berkelas dunia. Ini juga merupakan bagian dari strategi nasional dalam mengurangi ketergantungan pada pengobatan luar negeri, terutama untuk kasus-kasus berat seperti transplantasi organ.
“Kerja sama ini bukan hanya memfokuskan pada aspek teknis dan klinis, tetapi juga pada peningkatan kapasitas SDM kesehatan, penguatan kurikulum akademik, dan penelitian bersama yang akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat luas. Dengan semangat saling belajar dan berbagi keahlian, kolaborasi Indonesia-Korea ini diharapkan menjadi model sukses kerja sama internasional dalam bidang kesehatan yang tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih tangguh dan adil,” tandas Zainal. (04/iKoneksi.com)